Alif selalu merasa tersaingi oleh Randai baik dalam masalah asamaranya yang juga menyukai gadis yang sama, belum lagi Alif terbayang-bayang prestasi Randai yang semakin gemilang.
Beban hidup Alif semakin berat apalagi setelah ayahnya meninggal dunia. Dimana ia harus berjuang untuk menyelesaikan kuliahnya dan menjadi tulang punggung keluarganya.
Alif benar-benar diuji oleh masalah hidupnya yang datang silih berganti. Tapi ia tetap semangat dengan mengingat suatu petuah yang ia dapat sewaktu di pesantren dulu.
"Man sobaro dhofiro" Itulah petuah yang ia pegang sampe saat ini, yang artinya barang siapa yang bersabar maka dapatlah ia.***