Jawa Barat Kembali Alami Deflasi di Bulan Juli

- 3 Agustus 2020, 21:53 WIB
Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat. (Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO)
Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat. (Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO) /Novrian Arbi/ANTARA FOTO

HALOYOUTH - Pada tahun ini, Jawa Barat kembali mencatatkan indeks harga yang mengalami penurunan (deflasi). Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat menunjukkan jika sepanjang Juli 2020, Jabar telah mengalami deflasi sebesar 0,07% setelah pada Mei lalu juga mengalami deflasi 0,11%.

Kepala BPS Jabar, Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, kondisi yang terjadi di wilayah ini sejalan dengan nasional yang juga mengalami deflasi 0,1%. Dengan pada Juli mengalami deflasi maka laju inflasi tahun kalender “year to date” (Januari – Juli 2020) 1,38% dan laju inflasi dari tahun ke tahun “year on year” (Juli 2020 terhadap Juli 2019) tercatat 2,21%.

“Sejak 2016, inflasi sepanjang Januari-Juli 2020 merupakan yang terendah. Sedangkan tertinggi terjadi pada 2017 yakni 2,75%,” katanya, seperti dilansir dari Pikiran-rakyat.com dalam “Sudah Terjadi Dua Kali di Tahun Ini, Jawa Barat Kembali Alami Deflasi”.

Baca Juga: Pemkab Indramayu Berikan Fasilitas Internet Gratis bagi Para Pelajar di Masa Pandemi

Dari tujuh kota yang dipantau, ada enam kota yang mengalami deflasi yaitu Kota Bogor 0,01%, Kota Sukabumi 0,06%, Kota Bandung 0,14%, Kota Cirebon 0,12%, Kota Bekasi 0,01%, dan Kota Depok 0,16%. Sementara Kota Tasikmalaya menjadi satu-satunya yang mengalami inflasi 0,13%.

Dipaparkan dari 11 kelompok pengeluaran, delapan diantaranya yang mengalami inflasi yakini Kelompok Pakaian & Alas Kaki 0,03%, Kelompok Perlengkapan, Peralatan & Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,05%, Kelompok Kesehatan 0,06%, Kelompok Transportasi 0,34%, Kelompok Rekreasi, Olahraga & Budaya 0,23%, Kelompok Pendidikan 0,34%, Kelompok Penyediaan Makanan & Minuman/ Restoran 0,17%, dan Kelompok Perawatan Pribadi & Jasa Lainnya 1,21%.

Baca Juga: Rekomendasi HP Samsung A Series yang Patut Dibeli

Sedangkan yang mengalami deflasi, yakni Kelompok Makanan, Minuman & Tembakau 0,85%, Kelompok Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar Rumah Tangga 0,03%, dan Kelompok Informasi, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,06%.

Dyah juga mengatakan jika pantauan harga barang dan jasa selam Juli 2020 mencatat ada kenaikan/penurunan harga pada beberapa komoditas sehingga memberikan andil inflasi/deflasi yang cukup signifikan.

Halaman:

Editor: Fauzian Ahmad

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x