Tradisi Ketupat Qunutan yang tak Pernah Lekang oleh Waktu Bagi Masyarakat Cilegon Banten

- 24 Februari 2024, 01:53 WIB
Sebagai makanan khas Idul Fitri di Indonesia, khususnya masyarakat Cilegon Banten.
Sebagai makanan khas Idul Fitri di Indonesia, khususnya masyarakat Cilegon Banten. /Instagram @ketupatdaunkelapa

HALOYOUTH.COM - Bagi masyarakat Cilegon Banten khususnya, Qunutan sudah menjadi tradisi turun temurun sejak zaman dulu. Tradisi ini biasa dilaksanakan pada saat pertengahan bulan Ramadhan tepatnya pada hari ke-15.

Dalam tradisi Qunutan, masyarakat membuat ketupat, lepet, dengan sambel burog dan opor ayam. Masyarakat berbondong-bondong saling berbagi makanan pada acara riungan di masjid atau mushola yang dilakukan setelah sholat tarawih.

Acara qunutan dilakukan dengan mengadakan doa bersama di dalam masjid. Diawali dengan bertawasul kepada Nabi Muhammad SAW, Membaca Ayat Kursi, Al Ikhlas, Falaq Binnas (surat Al Falaq dan An Nas) lalu ditutup dengan doa.

Baca Juga: Niat Puasa Syawal 6 Hari Lengkap dengan Pelaksanaan Serta Keutamaannya

Dinamakan qunutan juga di sisi lain karena pada satu rakaat terakhir dalam sholat witir tarawih yakni dianjurkan untuk membaca doa qunut. Adapun bacaan doa qunutnya sama sebagaimana doa qunut pada sholat subuh.

Sebetulnya bukan hanya qunutan saja tradisi yang berkembang pada Masyarakat Cilegon di bulan Ramadhan. Namun ada juga tradisi malem selikuran atau malam ke-21.

Pada malam ke-21 ini masyarakat membuat makanan selimpu (makanan mirip seperti bacang). Sama halnya dengan qunutan, malem selikuran dilakukan dengan doa bersama yang diadakan di dalam masjid, langgar atau mushola.

Baca Juga: Bacaan Takbiran Idul Fitri Lengkap dengan Versi Panjang dan Pendeknya

Lalu setelah malam selikuran, ada juga acara riungan di malam-malam ganjil. Seperti malam ke-23, 25, hingga malam khataman atau malam ke-27.

Halaman:

Editor: Bakri

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah