Indonesia Mundur dari Kejuaraan Dunia 2021, Ternyata Oh Ternyata Begini Sejarah BWF World Championships

9 Desember 2021, 16:12 WIB
Skuad bulutangkis Indonesia di Denmark Open 2021 /Dok. pbsi/

HALOYOUTH - Bulutangkis lovers mungkin merasa kesal dengan mundurnya Indonesia dari kejuaraan dunia bulutangkis 2021. Kejuaraan dunia bulutangkis 2021 sendiri akan di gelar Huelva, Spanyol pada 12 sampai dengan 19 Desember 2021.

Sayangnya Indonesia menarik mundur dari kejuaraan dunia bukutangkis 2021 ini, yang menjadi alasan yaitu demi keselamatan timnas karena merebaknya varian baru virus covid-19 omicron.

Timnas bulu tangkis Indonesia mengeluarkan keputusan mundur dari turnamen Kejuaraan Dunia 2021 yang rencananya berlangsung di Huelva, Spanyol pada 12-19 Desember mendatang.

Berikut disajikan Indonesia mundur dari Kejuaraan Dunia 2021, ternyata oh ternyata begini sejarah BWF World Championships.

Baca Juga: Indonesia Mundur dari Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021, Rionny Mainaky Ungkap Hal Mengejutkan, Ini Kata Dia

Dikutip Haloyouth.com dari Pbdjarum.org pada Kamis 9 Desember 2021 berikut sejarah BWF World Championships.

BWF World Championships yaitu turnamen yang berdiri berdampingan dengan Olimpiade sebagai ujian teratas bagi para pemain bulutangkis. Kejuaraan ini berlangsung sejak tahun 1977 dan telah bergulir sebanyak 24 edisi.

BWF World Championships mungkin relatif baru dibandingkan dengan sejarah kompetisi terorganisir dalam olahraga, tetapi acara tersebut tidak butuh waktu lama untuk berkembang menjadi ujian sesungguhnya dari pemain individu dan pasangan teratas di dunia bulutangkis.

Kejuaraan All England, pada mulanya sudah berfungsi sebagai kejuaraan dunia tidak resmi untuk disiplin individu.

Baca Juga: Terpukul dengan Kejadian Ini, Anthony Sinisuka Ginting Sedih

Sejak akhir 1940-an, Piala Thomas dan kemudian Piala Uber menawarkan kesempatan unik bagi tim putra dan putri untuk membuktikan diri sebagai yang terbaik di dunia, para atlet sudah mampu membuktikan diri secara individu.

All England telah memberikan kesempatan itu dengan kelas, prestise, dan tradisi yang berasal dari awal abad ke-20.

Pemenang awal BWF World Championships perdana pada tahun 1977 adalah Denmark. Pemain Denmark yang turun mengambil tiga dari lima gelar, dengan Lene Koppen memenangkan emas di tunggal dan ganda.

Pada edisi berikutnya, tahun 1980 di Jakarta, tuan rumah Indonesia mengambil semua kecuali satu gelar, ganda putri.

Baca Juga: Terbongkar! Alasan Ganda Campuran Ini Tetap Ikut Kejuaraan Dunia BWF 2021, Jadi Satu-satunya Wakil Indonesia

Hingga saat ini, dua pemain Indonesia dengan gelar juara dunia terbanyak dipastikan oleh Hendra Setiawan dan Liliyana Natsir.

Masing-masing dari mereka pernah empat kali menjadi juara dunia. Menyusul setelahnya, ada Mohammad Ahsan, pemain besutan PB Djarum yang mengantongi tiga gelar juara dunia.

BWF World Championships pada mulanya dimulai sebagai acara tiga tahunan, mengisi tahun yang kosong antara Piala Thomas dan Piala Uber.

Setelah edisi ketiga pada tahun 1983, kejuaraan tersebut menjadi dua tahunan, bergantian dengan kejuaraan dua tim, yang menjadi acara dua tahunan gabungan dari tahun 1984.

Baca Juga: Mengagumkan! Teknik Servis Berkelas yang Dimiliki Kevin Sanjaya Disebut Tumble Serve, Bikin Lawan Puyeng

Dua dekade kemudian, frekuensi berubah lagi dan IBF World Championships 2006 di Madrid menandai pertama kalinya Kejuaraan Dunia telah diselenggarakan setiap tahun secara berturut-turut.

Turnamen ini berlanjut sebagai pertandingan tahunan, hanya berhenti setiap empat tahun sekali, ketika Olimpiade akan mengambil alih sebagai acara utama musim panas.

Aturan asli mengenai format, mengharuskan asosiasi anggota untuk mengirimkan entri pemain mereka ke Federasi terlebih dahulu dengan maksimal empat entri di sebagian besar disiplin dan dua untuk ganda putra dan putri.

Ketika lebih dari 64 pemain masuk dalam suatu disiplin, acara kualifikasi diadakan kurang dari seminggu sebelum dimulainya pengundian utama, yang mengikuti format sistem gugur.

Baca Juga: Heboh, 7 Deretan Pebulutangkis Ini Terlibat Cinlok di Lapangan, Ada yang Sampai Pelaminan dan Kandas di Jalan

Seiring dengan IBF mengembangkan sistem peringkat dunianya, menjadi dasar untuk menentukan pemain yang memenuhi syarat.

Jumlah peserta bervariasi selama bertahun-tahun, seperti halnya batas entri per asosiasi anggota dalam satu disiplin, dengan beberapa tim dapat mengirim sebanyak enam pemain tunggal putra pada awal 1990-an.

Aturan BWF tentang kualifikasi menjadi lebih ramping pada tahun 2010, ketika undian tunggal putra ditetapkan 64 entri dan semua disiplin lain 48.

Maksimal empat entri per disiplin dapat diundang dari satu asosiasi anggota dan setidaknya satu perwakilan di masing-masing disiplin, diundang dari masing-masing dari lima federasi kontinental.***

Editor: Adi Riyadi

Sumber: pbdjarum.org

Tags

Terkini

Terpopuler