HALOYOUTH - Nama Greysia Polii sudah tak asing lagi bagi para pecinta bulutangkis tanah air, saat menjadi kapten tim Indonesia dalam ajang Kejuaraan Sudirman Cup 2021.
Kejadian ini bukan tanpa alasan mengingat, Greysia Polii adalah pemain senior yang memiliki prestasi tertinggi diantara rekan-rekannya.
Sebelum nama Greysia Polii melambung tinggi bersama Apriani, prestasinya diangkat oleh senior yang berdarah Papua yaitu Nitya Krishinda Maheswari Korwa.
Nitya Maheswari adalah mantan ganda putri Indonesia yang mempunyai smash keras, kelebihannya ini ia dapat dari sang ayah Panus Korwa yang merupakan legenda sepakbola Indonesia.
Baca Juga: Tak Diduga! Maksa Jadi Pasangan Baru Kevin Sanjaya, Pemain Top Dunia: Sangat Menyenangkan....
Nitya Krishinda Maheswari juga memiliki sepupu yang bernama Lisa Rumbewas yang merupakan mantan atlet angkat besi dan pernah meraih dua medali perak Olimpiade.
Dengan keluarga yang dekat dengan olahraga, sejak kecil Nitya memilih bulutangkis sebagai olahraga pavoritnya.
Nitya Krishinda Maheswari merupakan spesialis ganda putri, ia tidak pernah merangkap disektor lain selama karir profesionalnya.
Kejuaraan pertama yang dimenangkan Nitya Maheswari adalah World Junior Championship pada 2006 bersama Pia Zebaidah Bernadet.
Baca Juga: Potret Cantik Thet Htar Thuzar saat Dipantai, Bikin Otak Traveling, Begini Penampakannya!
Untuk turnamen tertinggi dan Super Series yang pernah ia menangkan adalah Asian Games 2014 dan Korean Open 2015 bersama Greysia Polii.
Pemain lain seperti Shendy Puspa, Anneke Feinya pernah partner Nitya disektor ganda, namun Greysia lah yang menjadi pasangan terbaiknya.
Begitu juga Greysia Polii walupun keduanya hanya meraih medali emas di Asian Games 2014 namun bila dilihat dari segi ranking BWF,
Ranking tertinggi Greysia Polii adalah peringkat dua dunia saat berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari.
Bahkan ketika berpartner dengan Apriani Rahayu ranking tertinggi Greysia hanya di peringkat ke tiga pada 20 September 2018.
Baca Juga: Pemain Bulutangkis Indonesia Tarik Mundur dari Turnamen Eropa 2022, PBSI: Punya Alasan Masing-masing
Nitya dan Greysia pernah mencatatkan rekor pertandingan terlama, dengan catatan waktu sekitar sekitar 2 jam lebih, saat keduanya menghadapi ganda putri Jepang di semifinal Asian Championship 2016.
Sayangnya ganda putri terkuat Indonesia ini harus berpisah setelah Nitya Maheswari dibayang-bayangi cedera sejak 2014.
Sampai saat ini hubungan Nitya Maheswari dan Greysia Polii masih terjalin dengan sangat baik, keduanya saling memberikan support antar satu sama lain.***