HALOYOUTH - Badminton lovers, kamu tentu sudah tidak asing dengan pebulutangkis tunggal putra Jonatan Christie.
Jonatan Christie atau sapaan akrab Jojo merupakan pebulutangkis tunggal putra Indonesia yang bisa diandalkan.
Jonatan Christie cukup memiliki performa yang baik saat bertanding di lapangan, bahkan para fans kerap menunggu-nunggu aksinya.
Baca Juga: Bikin Terpana! Intip Profil Shella Bernadetha, Atlet Voli Cantik Andalan Bandung Bjb Tandamata
Badminton lovers, ada hal yang menarik kali ini berkaitan dengan pebulutangkis tunggal putra Jonatan Christie ini.
Sebelumnya, Jonatan Christie ialah pebulutangkis kelahiran Jakarta pada 15 September 1997.
Sejak kecil Jojo ternyata telah diajarkan berolahraga, bahkan dididik untuk menjadi seorang Atlet oleh orangtuanya.
Baca Juga: Menggemaskan! Intip Profil Pungky Afriecia, Seorang Atlet Voli Cantik Jelita dari Tanah Pasundan
Kedua orangtuanya mengajarkan berbagai jenis olahraga diantaranya, bulutangkis, sepakbola, basket dan lainnya.
Namun, Jojo lebih mencintai olahraga bulutangkis daripada olahraga lainnya hingga ia menjadi seorang atlet bulutangkis Indonesia tunggal putra.
Segudang prestasi telah diraih oleh pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie ini.
Badminton lovers, selain itu salah satu yang menarik dari pertandingan Jonatan Christie yaitu pada saat Jonatan Christie berhasil melaju ke babak perempat final German Open 2018.
Baca Juga: Deretan Prestasi Kim Astrup, Pebulutangkis Luar Biasa Kelahiran Denmark
Atlet yang akrab disapa Jojo ini berhasil menang dua game langsung atas wakil Spanyol, Pablo Abian. Ia berhasil menang dengan 21-14 dan 21-9.
Jonatan Christie berhasil mengendalikan permainan pada saat itu, banyaknya kesalahan sendiri yang dibuat Pablo pun menjadi keuntungan bagi Jonatan Christie.
Jojo mengebut lawan saya ini tipe pemain yang ngotot, kata dia, kalau di Asia dia seperti Nguyen Tien Minh.
“Dibilang menang mudah, tidak juga. Lawan saya ini tipe pemain yang ngotot, mungkin kalau di Asia dia itu seperti Nguyen Tien Minh," sebutnya dikutip Haloyouth.com dari pbjarum.org pada Minggu 6 Maret 2022.
"Lawan juga tidak muda, jadi saya merasa lebih percaya diri dari segi stamina. Saya bikin dia capek dulu, begitu ada kesempatan baru serang," imbuhnya
Jonatan pun mengakui jika bermain di Eropa memiliki tantangan tersendiri, keadaan lapangan yang berbeda dan cuaca yang jauh berbeda.
"Tanding di Eropa saat musim dingin pasti beda dengan di Asia. Walaupun sebelum tanding kita sudah pemanasan, taip waktu mau masuk lapangan sudah dingin lagi, jadi harus pintar menyiasati," sambungnya.***