Indonesia Selamatkan BWF dari Krisis, Power dan Kecerdasan jadi Penengah Konflik Antara China dan China Taipei

- 13 September 2021, 14:25 WIB
Ilustrasi rapat
Ilustrasi rapat /@sejarahindonesia/Screenshot instagram

HALOYOUTH- Taukah kamu ternyata Indonesia pernah berperan penting dalam rentetan kisah berdirinya BWF (Badminton World Federation).
Dimana Indonesia pernah menyelamatkan kondisi krisis yang dialami badan organisasi Badminton tersebut, kala itu masih bernama IBF (International Badminton Federation).

Berdasarkan Buku Sejarah Bulutangkis Indonesia, kala itu badan organisasi badminton dunia mengalami permasalahan yang cukup besar, yang bermula ketika China ingin masuk jadi anggota IBF.

Namun China ingin masuk tetapi memberikan syarat yang cukup sentimental yakni IBF harus mengeluarkan Taiwan. Tentu saja usul itu tidak diterima dengan baik oleh banyak anggota, sehingga China gagal masuk jadi anggota IBF. 

Baca Juga: 5 Fakta Unik Piala Sudirman, Indonesia Hokage Pertama di Sudirman Cup!

Akan tetapi untuk di kawasan Asia, China berhasil dan mampu mengeluarkan Taiwan saat menjadi anggota Konfederasi Bulutangkis Asia pada tahun 1974. Dan pada tahun 1977, China berhasil menghimpun 49 suara yang setuju untuk mengeluarkan Taiwan dari IBF berbanding 32 suara yang menolak.

Setelah hal itu terjadi Taiwan kemudian langsung mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi tempat kantor IBF berada. Yang hasilnya banding diterima dan Taiwan batal keluar dari IBF. Setelah kejadian tersebut deklarasi WBF berdiri diumumkan. Ada 19 negara yang bergabung termasuk China, Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, dan Thailand.

Dalam posisi tersebut Indonesia berada dalam kebimbangan sehingga menempatkan Indonesia mampu menjadi penengah permasalahan ini. Kebimbangan tersebut yakni: Indonesia tak mau dikucilkan oleh negara-negara Asia karena WBF sebagian besar terdiri dari negara Asia.

Baca Juga: Indonesia Mundur dari Piala Thomas 2020 Kini Jadi Unggulan Pertama: Bagaimana dengan Tim Uber Merah Putih?

Baca Juga: The Babies Malaysia Sabet 3 Gelar Juara di Turnamen Bulutangkis International, Calon Rival Leo-Daniel?

Di sisi lain Indonesia juga tak ingin keluar dari IBF karena kejuaraan seperti All England dan Piala Thomas-Uber berada di bawah kendali IBF. Dengan lobi yang bagus membuat Indonesia bisa bersikap di tengah.

Bahkan Indonesia disetujui mengikuti dua turnamen yang berlangsung bersamaan yaitu All England 1976 dan Kejuaraan Invitasi Asia 1976. Padahal All England di tahun itu tidak diikuti oleh wakil-wakil Asia.

Dimana pada tahun 1976, Rudy Hartono sebagai wakil Indonesia berhasil juara All England sedangkan Iie Sumirat dan Christian Hadinata/Ade Chandra berhasil jadi juara di Kejuaraan Invitasi Asia.

Baca Juga: Daftar Skuad Malaysia di Piala Sudirman 2021, Lee Zii Jia dan Jelmaan Susi Susanti Pimpin Tim Negeri Jiran

Baca Juga: Kevin Sanjaya Nangis, Ngambek hingga Tak Mau Pulang Gara-gara Kalah di Pertandingan Ini, Olimpiade?

Tiba saat Sidang Tahunan IBF digelar di Jakarta pada 1979, agenda penting digagas Indonesia yaitu menghentikan pertikaian di antara dua badan organisasi. Inisiatif undangan ini berasal dari Indonesia, bukan atas inisiatif IBF atau WBF.

Hasilnya, dalam pertemuan tersebut tercapai kesepakatan dibentuknya study group untuk menyusun agenda penyatuan dua organisasi badminton dunia. Dari Indonesia, Suharso Suhandinata dan Dick Sudirman masuk dalam tim tersebut.

Selanjutnya, pada rapat yang diadakan di Bandung 1979 punya peran vital untuk meredam kisruh dan konflik di antara kedua organisasi badminton dunia tersebut. Perwakilan WBF, Teh Gin Sooi dari Malaysia bahkan menyebut keberadaan Indonesia jadi faktor penting di balik pertemuan itu.

"Hanya karena Indonesia kami datang," kata Teh Gin Sooi.

Kelompok study group ini terus mengadakan sejumlah pertemuan dan membahas hal-hal penting terkait penyatuan kedua organisasi. Meski sempat alot pada beberapa poin, di Maret 1981.

Baca Juga: Waspada Musim Penghujan, Jangan Lakukan Ini Saat Hujan Petir, Berbahaya!

Dan akhirnya pada sidang Umum Tahunan IBF ini menyetujui kesepakatan-kesepakatan tersebut. Salah satu kesepakatan yang ada adalah penggunaan nama IBF karena organisasi ini lebih dulu berdiri.

Hasilnya, pada ajang Piala Uber 1981 di Jepang kemudian digelar upacara penggabungan kedua organisasi yaitu Celebration of Unification. Pada 26 Mei 1981, petinggi IBF dan WBF menandatangani penyatuan tersebut.

Salah satu dampak penyatuan dua badan organisasi tersebut adalah China bisa bermain di Piala Thomas 1982. Upaya mendorong badminton bisa masuk ke Olimpiade pun jadi lebih mudah lantaran tidak ada lagi perpecahan di organisasi badminton.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Piala Sudirman, Indonesia Hokage Pertama di Sudirman Cup!

Sehingga beberapa tahun kemudian, badminton menjalani debut sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade Barcelona 1992. Nama IBF terus dipakai sebelum akhirnya diputuskan berubah nama menjadi Badminton World Federation pada 2006.

Editor: Rifqiyudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah