Indonesia Gugur di Piala Thomas Gara-gara Terkena Insiden Ini

- 7 Oktober 2021, 12:51 WIB
Ilustrasi pebulutangkis
Ilustrasi pebulutangkis /Pexels/ Vladislav Vasnetsov

 

HALOYOUTH- Sejarah kelam masih membekas ketika Piala Thomas lepas dari genggaman Indonesia.

Tim bulutangkis Indonesia gugur dari ternamen bergengsi akibat keputusan federasi bulutangkis tertinggi kala itu.

Turnamen bergensi dunia Piala Thomas dan Uber Cup 2020 akan segera bergulir di kota Aarhus, Denmark pada 9 hingga 17 Oktober 2021.

Sebetulnya, Piala Thomas dan Uber Cup semula dijadwalkan digelar 2020, namun karena wabah pandemi yang kian mengganas maka kejuaraan beregu penug dengan gensi ini baru dilaksanakan pada tahun 2021 ini.

 Baca Juga: Lin Dan Sebut 2 Pebulutangkis Indonesia Ini Sosok Paling Hebat di dunia Bulutangkis, Siapa Dia?

Piala Thomas dan Uber Cup merupakan turnamen dua tahunan yang digelar di tahun genap terpisah dengan Sudirman Cup.

Kali ini, Indonesia datang ke Denmark dengan Misi juara setelah gagal meraih trofi Piala Sudirman 2021.

Dilansir dari PB Djarum sejak pertama kali Piala Thomas digelar 72 tahun lalu, Indonesia merupakan negara tersukses dengan mengoleksi 13 kali gelar Thomas Cup.

Indonesia pertama kali menorehkan gelar pada 1958, setelah itu Indonesia sukses mencetak hattrick juara Thomas Cup pada 1958, 1961, dan 1964.

Baca Juga: 4 Pebulutangkis Cantik yang Tampil di Uber Cup 2020, Nomor 2 dari Indonesia Bikin Gagal Fokus?

Baca Juga: Indonesia Dijatuhi Sanksi Doping! Menpora Tak Takut: Tim Thomas Uber Tetap Bisa Berlaga

Usai terhenti di Thomas Cup 1967, Indonesia kembali comeback mencatatkan rekor quattrick dengan gelar juara pada 1970, 1973, 1976, dan 1979.

Indonsia makin perkasa usai mencatatkan lika kali gelae juara beruntun mulai 1990 hingga 2000 an. Sayang keperkasaan Indonesia terhenti pada 2002 hingga sekarang ini belum mampu merengkuh trofi Thomas Cup.

Namun, tahukah kamu dalam perjalanan Indonesia di Piala Thomas pernah dihadapkan dengan insiden buruk?

Ya, Istora Senaya jadi saksi bisu kegagalan Indonesia usai terkena Insiden tidak adil lewat aksi honkrarry referee, Herbet Schelle hingga skuad mersh putih harus merelakan juara jatuh ke pangkuan musuh bubuyutan Malaysia.

Baca Juga: Indonesia Dijatuhi Sanksi Doping! Menpora Tak Takut: Tim Thomas Uber Tetap Bisa Berlaga

Kejadian itu bermula saat digelar pertandingan babak final Piala Thomas mempertemukan Indonesia vs Malaysia yang berlangsung di Istora Senayan tahun 1967.

Dalam pertandingan final yang berlangsung selama dua hari, Indonesia sempat tertinggal 1-3 dari Malaysia, namun Indonesia kembali mengejar ketertinggalan lewat dukungan yang luar bisa dari penonton yang memadati Istora Senayan.

Indonesia mampu mengejar ketertinggalan menhadi 3-4. Kala laga kedelapan di partai ganda yang mempertemukan Muljadi-Agus Susanto vs Ng Boon Bee-Tan Yee Khan, saat itu ganda Indonesja tertinggal poin 2-10 di game kedua.

Baca Juga: Dari Ranking 51 Dunia, Kevin Sanjaya Marcus Gideon dengan Waktu Singkat Meroket jadi Ganda Putra 1 Dunia

Istora Senayan kian menggema teriakan dukungan penonton disertai aksi bercampur teror ke pemain Malaysia mampu memberikan efek sikologis pemaain hingga ganda Indonesua bisa mengembalikan kedudukan menjadi 18-13.

Tragedi buruk pun pecah jelang game ketiga, saat itu tamu kehormatan bernama Herbert Scheele turun secara tiba-tiba dari tribun dan meminfa pertandingan dihentikan.

Sekertaris kehormatan yang merangkap sebagai wasit Honorarry IBF itu berlasan situasi yang sudah tidak kondusif lagi menjadi dasar pertandingan Indonedia vs Malaysia harus dihentikan.

Baca Juga: Gemesin! Ekspresi Putri KW dan Ester Nurumi saat Membuka Kiriman Dari KBRI jelang Piala Thomas Uber 2020

Tak main-main, Robert Scheele kemudian melambaikantsngan memanggil ketua PBSI Padmo Sumasto, perwakilan pemain hingga manajer tim untuk berunding terkait penundaan permainan lantaran ulah penonton.

Keputusan itu kembali mendapat penolakan dari Indonesia hingga membuat keputusan akhir diserahkan ke IBF sebagai federasi bulutangkis tertinggi dunia.

IBF kemudian mengeluarkan keputusan bahwa laga final Indonesia vs Malaysia dipindahkan ke tempat netral di Selandia Baru.

Baca Juga: Menakar Kekuatan Febby Valencia-Jesita Putri dan Nita Marwah-Putri Syaikah di Piala Uber 2020

Namun, Indonesia kembali menolak keputusan IBF yang tidak mendatangi Selandak Baru. IBF pu akhirnga memutuskan trofi Piala Thomas 1967 jatuh ke tangan Malaysia dengan skor 6-3

Sekedar informasi, status terhormat Herbert Scheele dikancah bukutangmis dunia bukan sosok sembarang.

Bukan tanpa sebab, setelah Scheele menjadi pemain bulutsngkis dan menjadi wakil sekertaris IBF sejak 1983, kemudian Ia menyusun buku pedoman IBF setebak 400 halaman tanpa bantuan orang.

Baca Juga: Indonesia Dijatuhi Sanksi Doping! Menpora Tak Takut: Tim Thomas Uber Tetap Bisa Berlaga

Tak cukup disitu, setelab perang dunia kedua, Scheele bersama rekan-rekanya membangun kembali IBF hingga Scheelle dijuluki sebagai Mr. Badminton****

Editor: Muhammad Jejen

Sumber: pbdjarum.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah