Bikin Sedih! Kisah Pilu Raket Kayu Ini Bawa Apriyani Rahayu Jadi Pebulutangkis Kelas Dunia

- 12 Januari 2022, 13:00 WIB
Momen saat ayah Apriyani Rahayu bawakan kado raket kayu untuk sang putrinya
Momen saat ayah Apriyani Rahayu bawakan kado raket kayu untuk sang putrinya /Tangkap layar kanal YouTube KOMPASTV

HALOYOUTH - Apriyani Rahayu, adalah pemain ganda putri yang pernah menggondol emas kali pertama dalam Olimpiade Tokyo 2020 melalui cabang olahraga bulutangkis.

Pada partai final, Apriyani Rahayu berpasangan dengan Greysia Polii berhasil tumbangkan pasangan Chen Qing Chen-Jia Yi Fan dari Cina. Pasangan ganda putri Indonesia berhasil gusur lawannya lewat dua set langsung 21-19 dan 21-15 pada Senin (2/8/2021).

Namun siapa yang menyangka, Apriyani Rahayu wanita kelahiran 29 April 1998 silam itu memiliki kisah pilu dalam perjalanan mengukir prestasi bulutangkis Indonesia.

Baca juga:  https://haloyouth.pikiran-rakyat.com/olahraga/pr-603451802/27-atlet-bulutangkis-asal-banten-ikut-tempur-di-seleknas-pbsi-2022-ini-daftarnya

Ayah Apriyani Rahayu, Amirudin, menceritakan bakat bermain bulutangkis anaknya memang sudah terlihat sejak usia 3 tahun. Ketika masih kecil Apriyani menggunakan raket kayu untuk bermain bulutangkis.

Saat melihat bakat anaknya mulai tumbuh di usia yang masih belia sang Ayah mulai menebang pohon di sekitar kampung halamannya di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Lewat jemari sang Ayah, kayu itu kemudian dijadikan raket dan lapangan bulutangkis untuk Apriyani mengembangkan bakat. Meski raket dengan senar pancing itu kerap kali putus, namun dengan sigap Amirudin langsung memperbaikinya kembali.

Baca juga: https://haloyouth.pikiran-rakyat.com/olahraga/pr-603452229/hari-kedua-seleknas-pbsi-2022-banten-gusur-provinsi-lain-menangkan-11-pertandingan

Meskipun mereka hidup dalam kondisi ekonomi keluarga yang terbilang pas-pasan. Semua rela dilakukan Amirudin agar Apriyani kelak bisa menjadi pebulutangkis profesional berkelas dunia.

Bakatnya diwarisi Apriyani lewat almarhumah sang Ibu, Siti Juhar, yang meninggal pada 2015 lalu. Dia mendidik Apriyani kecil dengan menanamkan jiwa berani serta semangat yang tak boleh pupus.

Halaman:

Editor: Rifqiyudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x