Tinggalkan Pelatnas! Pebulutangkis Terbaik ini Bongkar Borok PBSI, Ternyata Oh Ternyata.....

- 20 Januari 2022, 13:01 WIB
Ilustrasi Logo PBSI
Ilustrasi Logo PBSI /Twitter/@INAbadminton

HALOYOUTH - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) masih terus diperbincangkan publik.

Apalagi, kisruh terdegradasi ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan-Melati Daeva Oktavianti dari Pelatnas menjadi sorotan tajam.

Selain Praveen Jordan-Melati Daeva Oktavianti terdapat sejumlah atlet lain mengalami nasib tragis dikabarkan turut terlempar dari Pelatnas PBSI tahun 2022 ini.

Namun jauh sebelum kisruh pencoretan Praveen Jordan-Melati Daeva Oktavainti, tahukah badminton lovers ternyata ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad pernah diberi status magang hingga akhirnya memutuskan keluar Pelatnas.

Tontowi Ahmad memutuskan mundur dari Pelatnas dan memilih gantung raket pada 2020 lalu. Menariknya, selain memilih pensiun, Tontowi Ahmad justru malah membongkar borok PBSI yang dianggapnya tidak menghargai perjuangan atlet.

Baca Juga: Malu-malu, Susan Sameh Bongkar Rencana Pernikahannya Bersama Fajar Alfian! Begini Katanya

Sebab, salah satu alasan Tontowi Ahmad memilih gantung raket karena faktor diberi status magang di Pelatnas oleh PBSI. Tontowi Ahmad merasa tidak dihargai PBSI dengan status magang tersebut, jika merujuk pada prestasi, tentu sosok Tontowi bukan pemain ecek-ecek, selama berkarier Dia telah meraih berbagai gelar juara bergengsi di kancah international.

"Saya keberatan karena status magang biasanya untuk pemain junior yang mau masuk ke Pelatnas,"

Tontowi mengakui, dirinya tidak menyangka karena sepanjang turnamen 2019 Ia merasa tampil baik bersama Winny alias Oktavina Kandow.

Tontowi berpasangan dengan Winny sejak 2019, lantaran patner sebelumnya Liliyana Natsir memilih gantung raket usai Indonesia Masters 2019. Sejak dipasangkan, Tontowi merasa tampil kompetitif mampu mengalahkan pasangan 10 besar dunia, "saya tidak sejelek itu untuk dibuang,"

Meski tak memiliki rasa dendam, Tontowi meminta PBSI agar menghargai atlet bulutangkis.

Tak berselang lama, pebulutangkis lain, Sony Dwi Kuncoro turut angkat bicara membingkar borok PBSI.

Sony menganggap dirinya tidak dihargai PBSI didegradasi dari Pelatnas 2014 lalu. "Hampir setiap atlet yang keluar dari PBSI akan merasakan kejanggalan. Tahun 2014, saya meninggalkan Pelatnas PBSI dengan cara yang menurut saya kurang menghargai saya yang sudah 13 tahun diPelatnas,"

Baca Juga: Dicoret dari Pelatnas! Ini Ranking BWF Terbaru Praveen-Melati Bikin PBSI.....

"Pada waktu itu masih tanking 15, bagaimana tidak? Pertama kali saya tahu berita tentsng degradasi melalui koran, beberapa hari saya tunggu tidak ada pembicaraan dari pengurus, akhirnya saya menanyakan surat keluar agar saya mendapat kepastian,"

"Surat keluar saya dapat itupun surat tersebut diberikan oleh karyawan (bukan pengurus),"

Sebab itu, Sony mengusulkan agar cara degradasi atlet lebih menghargai atlet, karena atlet mulai kecil mereka memilih menjalani hidup di badminton, meninggalkan sekolah keluarga dan teman bermainnya. "Atlet juga punya keluarga orang tua yang setiap hari mendoakan anaknya untuk jadi juara," ucap Sonny seperti dilansir dari akun instagram pribadinya yang telah diunggah satu tahun lalu.

"Saya rasa dibidang lainpun, perusahaan yang akan mengeluarkan karyawan pasti akan dengan cara sopan dan manusiawi, setidaknya mengucapkan terimakasih dan permintaan maaf atau dengan cara yang lebih pantas dan masuk akal,"

Terakhir, Sonny memberikan saran untuk PBSI dalam mendegradasi atlet Pelatnas apapun prestasinya selama dia membawa nama Indonesia di dadanya, sebaiknya PBSI memberi penghargaan apapun bentuknya piagam atau sertifikat yang berguna dan menjadi kebangaan untuk masa depan atlet.

Baca Juga: Setelah Lee Chong Wei, Raja Bulutangkis Dunia Viktor Axelsen Turut Beri Dukungan Terhadap Lee Zii Jia

"Kebiasaan ini harus dirubah oleh siapapun pengurusnya jangan sampai turun temurun, kalau tidak dirubah, atlet juara Olimpiade, All England, juara dunia dan juara2 lainnya akan merasakan hal yang sama, perubahan harus dilakukan demi kebaikan anak cucu kita yang bercita cita menjadi atlet bulutangkis," pungkas Sonny.***

Editor: Muhammad Jejen

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah