"Tapi Aaron Chia-Soh Wooi Yim jelas berfluktuasi dalam mentalitas mereka setelah memimpin hingga kekalahan terakhir di game pertama, sangat mengurangi ketegasan tembakan mereka, yang secara bertahap menyebabkan deformasi gerakan mereka," jelas Cai Yun.
"Jika jatuhnya tunggal putri Akane Yamaguchi adalah akibat dari dihabisi secara perlahan, maka akar penyebab runtuhnya Aaron Chia-Soh Wooi Yik terletak pada karakteristik permainan individu," ungkapnya.
Memasuki babak kedua, Pram-Yere langsung berbalik menguasai jalannya laga dan unggul 2-6 di awal-awal pertandingan.
Tak sampai disitu saja, kecepatan yang dilakukan Pram-Yere membuat Aaron-Wooi Yik bermain penuh tekanan sehingga tidak bisa bermain terbuka.
Sementara Pramudya-Yeremia terus menambah perolehan poin hingga unggul 6-11 di interval babak kedua sehingga membuat Aaron-Wooi Yik bermain di bawah tekanan.
Aaron-Wooi Yik benar-benar tak berdaya setelah Pramudya-Yeremia menguasai pertandingan dan memenangkan secara penuh di game kedua dan mengamankan gekar BAC 2022 setelah menang dengan skor 10-21.
"Jika Anda hanya tahu satu gaya bermain dan satu ritme, mudah untuk tidak berdaya ketika menghadapi batasan dan kesulitan,"