Network
HALOYOUTH - Legenda bulutangkis Denmark, Mathias Boe menyebut lima ganda putra yang sangat sulit dikalahkannya selama berkarir di dunia bulutangkis.
Mathias Boe sendiri merupakan mantan pemain ganda putra top dunia yang telah meraih berbagai gelar termasuk Piala Thomas.
Usai memutuskan gantung raket pada 2020 lalu, Mathias Boe secara terang-terangan menyebutkan lima ganda putra yang sulit dikalahkan melalui instagram pribadinya @mathias.boe.
Baca Juga: Murid Viktor Axelsen, Brian Yang Mundur Dari Indonesia Masters 2022, Mengapa?
"Saya memiliki banyak pertanyaan tentang lawan terberat saya. Inilah 5 teratas saya, tidak perlu dalam urutan tertentu," tulis Mathias Boe.
Berikut lima ganda putra top dunia yang diakui Mathias Boe sebagai lawan yang sulit dikalahkan
1. Cai Yun-Fu Haifeng (China)
"Fu/Cai tidak perlu kata-kata, mereka telah memenangkan segalanya (beberapa kali)," kata Boe.
Cai Yun-Fu Haifeng sendiri merupakan ganda putra terbaik dalam sejarah bulutangkis China yang telah meraih berbagai gelar juara.
Baca Juga: Pemain Muda Indonesia ini Beri Kode Ancaman di Indonesia Masters 2022, Marcus-Kevin Waspada!
Menggabungkan kekuatan impresif Fu Haifeng dengan kecepatan impresif rekan regulernya Cai Yun, Cai dan Fu telah menjadi salah satu tim ganda putra terkemuka dunia sejak 2004.
Mereka telah memenangkan banyak acara tingkat atas di sirkuit dunia termasuk Kejuaraan All England Open 2005 dan 2009 dan Kejuaraan Dunia BWF pada tahun 2006, 2009, 2010 dan 2011.
Cai dan Fu telah membantu China memenangkan lima Piala Thomas berturut-turut (Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia Beregu Putra) (2004, 2006, 2008, 2010, dan 2012) dan empat kali berturut-turut Sudirman Piala (Kejuaraan Tim Dunia) (2005, 2007, 2009 dan 2011).
2. Lee Yong Dae-Jung Jae Sung atau Yoo Yeon Seong (Korea Selatan)
"Lee Yong Dae /Jung (bisa jadi Yoo juga). saya khusus ingat olimpiade semi (2012), dan final di indonesia open tahun yang sama, di mana harus mengganti celana pendek sebelum pertandingan ketiga," kata Mathias Boe.
3. Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan (Indonesia)
"Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan seperti fu/Cai mereka telah memenangkan segalanya (kecuali Olimpiade ,AHSAN). Luar biasa dalam '4 pertama', keterampilan dari planet lain dan tenang seperti mentimun," kata Boe.
4. Marcus Fernaldi Gideon-Kevin Sanjaya Sukamuljo (Indonesia)
Marcus Fernaldi Gideon-Kevin Sanjaya Sukamuljo saat ini masih menjadi ganda putra yang selalu diperbincangkan oleh banyak pihak.
Mereka di nilai oleh banyak pihak, mulai dari kalangan pemain, komentator hingga pengamat bulutangkis sebagai ganda putra terlengkap di dunia meski belum meraih emas Olimpiade.
Banyak yang menganggap jika gaya bermain Marcus-Kevin yang telah sedikit di atas dari pemain bulutangkis yang lain.
Kehebatan Marcus-Kevin muncul setelah mereka memiliki chemistry yang kuat sehingga dengan mudah saling memahami.
Baca Juga: Siap-siap, Bilqis Prasista dan Syabda Perkasa Belawa Cs akan Kembali Beraksi di Ajang Ini
Atas dasar itulah mereka memiliki variasi serangan dan tak ragu melakukan inovasi baru meski di tengah jalannya pertandingan.
Marcus-Kevin menjadi rival paling panas Boe-Mogensen jika kedua pasangan bertemu di arena bulutangkis.
Mathias Boe mengaku bahwa kekuatan Marcus Gideon dan kecerdasan Kevin Sanjaya membuat mereka tak bisa dikalahkan pada hari terbaiknya.
Baca Juga: Tak Mau Kalah dari Seniornya, Muhammad Shohibul Fikri Pamer Kemesraan Bersama Kekasih
"Tidak ada daftar tanpa kedua laki-laki ini. Kekuatan gila dari Marcus dan kecerdasan Kevin di seluruh lapangan membuat mereka tidak bisa dikalahkan pada hari terbaiknya.
Selama berkarir di dunia bulutangkis, kedua pasangan pernah bertemu sebanyak 9 pertandingan di mana 5 laga berhasil dimenangkan Kevin-Sanjaya.
5. Koo Kian Keat-Tan Boon Heong (Malaysia)
Koo Kian Keat-Tan Boon Heong merupakan ganda putra terbaik yang pernah dimiliki oleh Malaysia yang telah meraih satu gelar All England Open.
Baca Juga: Sukar Dipercaya, Pemain Muda Indonesia Ini Kalahkan Lin Dan dengan Durasi Tercepat
"Koo/Tan, kami memiliki banyak pertarungan hebat melawan orang-orang ini, saya terutama mengingat final All England 2011," kata Boe.***
