Kegelapan terlihat sejauh 600km dari puncak gunung selama lebih dari dua hari, aliran
Piro klastik menyebar setidaknya 20 km dari puncak, letusan tersebut menelan morban jiwa sedikitnya 71.000 orang dengan 11.000 smpai 12.000 di antaranya merupakan korban langsung dari letusan.
Beberapa peneliti memperkirakan jumlah korban jiwa yang mencapai 92.000 orang tapi angka ini diragukan karena dinilai terlalu besar.
Tahun berikutnya 1816 sering disebut tahun tanpa musim panas dengan adanya perubahan cuaca drastis di Amerika Utara dan Eropa akibatnya debu yang dihasilkan dari letusan.
Sementara itu saat letusan Toba sekitar 73.000 ahun yang lalu sebagai salah satu letusan gunung ter dahsyat di bumi, letusan ini merupakan yang terakhir sekaligus terbesar dari empat letusan Toba selama skala kuarter.
Baca Juga: Kisah Mistis: Bagaimana Jika Boneka Menggemaskan Ternyata Boneka Arwah, Bisa Bunuh Pemiliknya?
Saat itu Gunung Toba meletus dahsyat mengirim awan panas raksasa yang menutup nyaris seluruh Ujung Timur, hingga barat pulau Sumatra.
Jutaan kubik abu di muntahkan menutupi lautan hindia hingga laut arab, sehingga bagian Samudra Pasifik, air rosol asam sulfat yang dilepaskan.
Kemudian menyebar luas ke atmosfir dan menutupi bumi hingga mencipta kegelapan total selama 6 tahun, sebagai gambaran skala VEI yang berkisar dari nol hingga 8.***