Tan Malaka, Bapak Kemerdekaan Indonesia yang Terlupakan sebagai Pejuang Revolusi yang Melampaui Zaman

- 10 November 2023, 08:00 WIB
Tan Malaka, bapak Bangsa Indonesia yang terlupakan
Tan Malaka, bapak Bangsa Indonesia yang terlupakan /Pixabay//

HALOYOUTH.COM-Tarik napas dalam-dalam sekarang. Ya, kita telah menikmati udara kemerdekaan selama bertahun-tahun di negara yang bernama Indonesia. Namun, kita jarang mengetahui bahwa jauh sebelum kemerdekaan, ada seorang tokoh misterius yang mencetuskan ide negara Indonesia untuk pertama kalinya. 

Namanya memang jarang terdengar, namun ia adalah seorang pejuang revolusioner yang melampaui zamannya. Dia adalah Bapak Republik Indonesia. Dia adalah Tan Malaka.

Tahun-tahun Awal dan Petualangan

Tan Malaka kecil memiliki semangat untuk berpetualang. Hobinya adalah berenang di sungai yang deras, meski sempat dimarahi ibunya. Namun di balik kenakalannya, ia memiliki nilai sekolah yang cemerlang yang membuat guru-gurunya dan penduduk desa kagum. Sayangnya, kemiskinan keluarganya mengancam kepandaiannya menjadi sia-sia.

Baca Juga: Intip Jejak Bangunan Bersejarah Para Pahlawan di Indramayu Untuk Mengenang Perjuangannya

Kemudian keajaiban terjadi. Penduduk desa bergotong royong membiayai pendidikan Tan Malaka, bahkan mengirimnya ke Eropa yang jauh. Di tengah dinginnya Eropa, Tan Malaka mengurung diri di sebuah ruangan sempit dan gelap, dengan buku-buku karya para intelektual Eropa sebagai satu-satunya sumber penerangan.

Melalui buku-buku inilah ia menjadi sadar akan ketidakadilan yang sering terjadi di dunia, termasuk masa penjajahan yang terjadi di negerinya sendiri.

Bagi Tan, buku adalah peluru dan kata-kata adalah senjata. Ia memutuskan untuk pulang dan membawa semua pelajaran yang ia dapatkan untuk digunakan sebagai amunisi dalam pertempuran membela negerinya Indonesia yang sedang menderita.

Baca Juga: Jarang yang Tahu! 4 Tokoh Pahlawan Indonesia Ini Berasal Dari Banten

Gerakan Politik dan Pengasingan

Setibanya di tanah air, gerakan politik Tan Malaka dimulai. Namun, ia tidak memiliki banyak waktu untuk melawan karena dikejar-kejar oleh pemerintah kolonial. Tanpa pilihan lain, hidupnya menjadi siklus lari dan bersembunyi.

Selama periode ini, Tan Malaka menggunakan 23 nama samaran, berkelana ke sebelas negara, menguasai delapan bahasa, dan bahkan bekerja sebagai juru ketik untuk bertahan hidup. Namun di tengah kekacauan tersebut, ia berhasil melahirkan karya pemikiran terbesarnya, sebuah buku mahakarya berjudul "Naar de Republiek Indonesia" (Menuju Republik Indonesia).

Buku ini menjadi buku panduan bagi kaum revolusioner lainnya dan mengobarkan api perjuangan. Buku ini mengangkat nama Tan Malaka menjadi legenda. Namun, yang jarang diketahui banyak orang adalah bahwa ada perdebatan di dalam gerakan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Menelusuri Warisan Sejarah Maluku: Inilah 5 Bangunan Bersejarah yang Patut Dikunjungi Bersama Keluarga

Tan Malaka yang berkemauan keras menolak untuk tunduk pada siapa pun, termasuk pada Soekarno-Hatta, yang menganjurkan diplomasi dengan Jepang dalam upaya memerdekakan Indonesia.

Sayangnya, karena keadaan, Tan Malaka secara fisik tidak memiliki kesempatan untuk terlibat langsung dalam proklamasi kemerdekaan. Akibatnya, namanya menjadi tertutupi oleh nama-nama besar seperti Soekarno dan Hatta.

Dilema dan Sutan Syahrir

Sutan Syahrir, perdana menteri pertama Indonesia yang berulang tahun tanggal 5 Maret.
Sutan Syahrir, perdana menteri pertama Indonesia yang berulang tahun tanggal 5 Maret.

Di tengah-tengah kesibukan perundingan Indonesia-Belanda, Tan Malaka masih percaya bahwa melawan adalah cara terbaik untuk membebaskan bangsa ini dari penjajah. Pada saat itulah ia bertemu dengan seorang pemuda Sumatera, Sutan Syahrir, yang memiliki keyakinan yang sama.

Sutan Syahrir meninggalkan pesan yang memicu dilema di hati Tan Malaka. Dia bergulat dengan keputusan untuk memilih pihak mana yang harus dipilih dalam perjuangan kemerdekaan.

Meskipun sejarah sering kali mengabaikan Tan Malaka, ia memiliki peran penting dalam membentuk jalan menuju kemerdekaan Indonesia. Semangatnya yang tak tergoyahkan dan dedikasinya terhadap perjuangan menjadi pengingat bahwa pahlawan yang terlupakan pun meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di dunia.***

 

Editor: Rifqiyudin

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah