Bikin Sedih, Film Weaponising Water in Palestine: Kisah Warga Palestina Paling Kekurangan Air di Dunia

- 28 Juni 2024, 20:36 WIB
Ilustrasi warga Palestina di tengah gempuran Israel.
Ilustrasi warga Palestina di tengah gempuran Israel. /pixabay @ hosnysalah

HALOYOUTH - Film dokumenter "Weaponising Water in Palestine" membawa penonton pada perjalanan emosional yang menyoroti krisis air yang mencekik warga Palestina. Dengan judul yang menohok, film ini menggambarkan realitas pahit yang dihadapi penduduk Gaza, wilayah Palestina yang berjuang untuk mendapatkan air bersih yang layak.

Akuifer Pesisir di Gaza, satu-satunya sumber air tawar di wilayah tersebut, tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan penduduk. Penyebabnya adalah ekstraksi air yang berlebihan dan kontaminasi limbah, yang telah membuat sumber air ini hampir tidak layak konsumsi. Sebagian besar air yang diambil dari akuifer ini terkontaminasi dengan tingkat nitrat dan klorida yang jauh di atas batas aman yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Keadaan ini telah memaksa warga Gaza untuk bergantung pada pasokan air yang diimpor dengan harga yang tidak terjangkau bagi banyak keluarga.

Di sisi lain, di wilayah yang diduduki oleh penjajah Israel, warga tidak pernah merasakan kekhawatiran akan kekeringan keran. Israel, dengan teknologi pengelolaan air yang maju dan akses yang melimpah ke sumber daya air, memberikan kontras yang tajam terhadap kondisi di Gaza. Film ini mengeksplorasi ketidakadilan yang begitu mencolok dalam distribusi air, menunjukkan bagaimana kontrol atas sumber daya alam dapat digunakan sebagai alat politik untuk menekan dan mengendalikan populasi.

Baca Juga: Kisah Perang Arab-Israel Tahun 1967: Yuk Baca Sinopsis Film Gaza, Sinai and the Wall Berikut Ini

Film ini juga menggali lebih dalam mengenai dampak krisis air ini terhadap kehidupan sehari-hari warga Gaza. Kekurangan air tidak hanya mempengaruhi kesehatan dan sanitasi, tetapi juga mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi. Anak-anak seringkali harus berjalan jauh hanya untuk mendapatkan air, yang mengurangi waktu mereka untuk belajar dan bermain. Pertanian, yang merupakan salah satu sumber penghidupan utama, terpukul keras karena ketidakmampuan petani untuk mengairi tanaman mereka. Hal ini berkontribusi pada tingkat kemiskinan dan kelaparan yang tinggi di Gaza.

Salah satu aspek yang paling menyentuh dari film ini adalah wawancara dengan warga Gaza yang hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi. Mereka berbagi cerita tentang kesulitan sehari-hari, dari tidak bisa mandi dengan air bersih hingga harus memilih antara menggunakan air untuk minum atau memasak. Kesaksian-kesaksian ini memberikan wajah manusiawi pada statistik dan data yang kerap kali terasa jauh dan abstrak.

Film ini juga mengajak penonton untuk mempertanyakan peran komunitas internasional dalam krisis ini. Meskipun banyak negara dan organisasi telah mencoba untuk membantu dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan, solusi jangka panjang yang berkelanjutan masih jauh dari kenyataan. Embargo dan blokade yang diberlakukan di Gaza memperparah situasi, membuat akses ke teknologi pemurnian air dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memperbaiki infrastruktur air menjadi hampir mustahil.

Salah satu bagian yang paling kuat dari film ini adalah penjelasan tentang bagaimana air telah menjadi senjata politik. Pengendalian sumber daya air oleh Israel dianggap sebagai salah satu bentuk pendudukan yang paling tidak terlihat tetapi sangat efektif. Dengan mengendalikan aliran air, mereka dapat mempengaruhi populasi Palestina dalam berbagai aspek kehidupan, dari kesehatan hingga pendidikan, dan dari pertanian hingga pengembangan ekonomi.

Film ini juga menyoroti upaya-upaya komunitas lokal yang berusaha untuk mengatasi krisis air ini. Beberapa organisasi non-pemerintah dan inisiatif lokal telah muncul untuk membantu warga Gaza mendapatkan akses ke air bersih. Proyek-proyek pemanenan air hujan, desalinasi skala kecil, dan pendidikan tentang penggunaan air yang efisien adalah beberapa contoh bagaimana warga mencoba untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit ini.

Halaman:

Editor: Adi Riyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah