10 Karya Puisi Supendi, Pendek Namun Sarat Makna

- 27 September 2023, 21:06 WIB
Spenk A-Fenk di Wisata Curug
Spenk A-Fenk di Wisata Curug /Image akun Facebook: Bakri/

HALOYOUTH - Supendi atau biasa akrab disapa Spenk A-Fenk, lahir di Serang pada 20 Juni 1981. Saat ini ia menetap di Kecamatan Ciwandan, Cilegon.

Aktivitas sehari-harinya mengabdi sebagai tenaga pendidik di MA. Al-Khairiyah Tegalbuntu dan di SDN Kubang Sari lI di Cilegon. Selain itu, ia juga aktif di beberapa organisasi kepramukaan, kepemudaan, dan profesi.

Sebagai seorang tenaga pendidik, Supendi aktif menulis puisi. Ia telah menerbitkan dua buku puisi berjudul Menuju Kota Pagi dan Antologi Puisi Sir.

Ciri khas puisi Spenk A-Fenk adalah pendek namun, sarat dengan makna.

Muhammad Rois Rinaldi, salah satu Penyair Banten memberikan komentar dalam Buku Menuju Kota Pagi, ia menulis menurutnya Spenk cukup bijak dalam menghadirkan puisi yang prismatic: tidak gelap segelap gelapnya tidak juga terang benderang. Sehingga pembaca dapat leluasa membangun imajinasi dalam proses penghayatannya.

Baca Juga: 25 Kata-Kata Bijak KH. Zainudin MZ Penuh Makna yang Mendalam, Cocok untuk Motivasi Hidup

Puisi prismatic memang memungkinkan beberapa kalangan pembaca, yang jarang atau awam sastra, kesulitan menembus ruang-ruang maknanya, lantaran menghadapi simbol-simbol, baik simbol personal maupun universal yang ketat.

Muhammad Rois Rinaldi juga menuliskan, kesulitan-kesulitan memahami puisi prismatic dapat ditangani jika pembaca bersedia melakukan pendalaman yang lebih.

Berikut Haloyouth sajikan 10 karya puisi Supendi yang dimuat dalam buku Menuju Kota Pagi, cet. 1, penerbit Sembilan Mutiara Publishing.

(1)

TAUBAT

malamku 

menyusu di ketiak ibu

2016

Baca Juga: Timnas U24 Diisi Amunisi Baru, Ramadhan Sananta Siap Jebol Gawang Uzbekistan!

(2)

AKU

aku mencipta tuhan

Tuhan mencipta aku

aku adalah tuhan

Tuhan dalam aku

kubunuh

bunuh aku, Tuhan

2013

(3)

DALAM GIGIL

langit menangis

seekor katak memanggil Tuhan

2013

(4)

DI BERANDA PAGI

ada yang tergeletak di beranda pagi

yang ditinggalkan langit malam

hasil dari pergumulan antara bulan dan bintang

gigil angin jadi saksi

tak ada kekalahan tak ada pemenang 

ada yang tergeletak di beranda pagi

bergeliat di pucuk-pucuk hijau 

dan rebah

Cilegon, 27 September 2013

Baca Juga: Kisah Menarik: Syaikh Nawawi Banten Buktikan Kehalalan Belut Pada Orang Arab

(5)

RINDU

pada langit malam

kutitipkan pagi

mata yang kaca

luruh mencari tiada

2013

(6)

WAKTU MALAM

di kegelapannya yang rahasia

aku melihat wajah ibu

Ciwandan, 6/6/2013

(7)

NADA AWAL

pagi yang embun

tetes air

mengalir di kaca mentari

aku melihat wajah Tuhan

Sariater, 22/5/2013

(8)

TUHAN, AKU, DAN ENGKAU

kucela engkau

Tuhan mencela

engkau mencela Tuhan

aku mencela engkau

Tuhan diam!

2013

Baca Juga: 5 Keutamaan Sholawat Munjiyat Bagi Orang yang Mengamalkannya Lengkap dengan Bacaan Arab, Latin, dan Artinya

(9)

TERSESAT

mencari terang dalam terang

gelap yang kutemu

lilin kunyalakan dalam sepi

meredup sebelum sampai pada terang

Barat, timur

tempat segala

Selatan dan utara

Kemana arah?

Aku tersesat!

2013

(10)

ANG

sekawanan belalang beterbangan

hinggapi tubuh ilalang

wajah polos anakanak sawah menatap kosong

sisiri sahara pematang yang kerontang

sepoi angin sekilas melenggang

lalu hilang

di antara pancangpancang panjang

yang berdiri di tanah-tanah lapang

ilalang teman belalang

ditelan zaman, hilang

tinggal tangantangan setan belang

lobangi waktu, tinggal bayang

nenek moyang, kini, pulang

ke liangliang

kemarin bilang:

akan dibawa kemana alam sekarang?

Cilegon,  12/4/2013

Baca Juga: Habib Ali Al Jufri Sebut Bentuk Keindahan Fisik Rasulullah SAW

Ferdyan, penulis buku Membaca Arah Angin menuliskan dalam komentarnya, sebagai seorang pramuka yang dekat dengan alam, Spenk berhasil menangkap suara-suara alam, lalu menginternalisasikannya dengan inti terdalam pada dirinya. Yakni, bahasa kejujuran manusia tentang hakikat kebenaran.Oleh sebab itu, puisi-puisi mungil Spenk begitu meresap dalam hati, terutama puisi yang berbicara soal ketuhanan.

Demikianlah 10 karya puisi Supendi atau biasa akrab disapa Spenk A-Fenk. ***

Editor: Bakri

Sumber: Buku Menuju Kota Pagi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah