Ucapkan Selamat Hari Kebangkitan Nasional 2021, Gubernur WH: Jaya Terus Indonesia, Banten Maju dan Berkah

20 Mei 2021, 11:47 WIB
Gubernur Banten Wahidin Halim alias WH mengucapkan selamat Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei 2021. /Instagram/@wh_wahidinhalim/

HALOYOUTH- Gubernur Banten Wahidin Halim alias WH mengucapkan selamat Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei 2021.

WH mengurai rentetan sejarah Harkitnas yang kerap diperingati setiap 20 Mei ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Budi Utomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928).

"Budi Utomo adalah organisasi yang bergerak di bidang sosial ekonomi, dan kebudayaan, tetapi tidak bersifat politik," ucap WH sebagaimana dikutip Haloyouth.pikiran.rakyat.com dari akun instagram miliknya @channel_wh pada Kamis, 20 Mei 2021.

"Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menuliskan perjuangan yang selama ini bersifat kedaerahan berubah bersifat nasional dengan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia," tambahnya.

Baca Juga: 5 Ucapan Hari Kebangkitan Nasional 2021 Cocok Digunakan di Media sosial, Yuk Bagikan di WA, FB, Hingga Twitter

Kemudian, Mantan Walikota Tangerang itu menerangkan, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 20 Mei 1948 sebagai hari kebangkitan nasional di Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Setelah itu, Penetapan tersebut diperkuat dengan Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1985 tentang penyelenggaraan peringatan Hari Kebangkitan Nasional

"Selamat memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Jasa Terus Indonesia, Banten Maju dan Berkah," katanya.

Sebagaimana diketahui, Dikutip dari laman Kemdikbud, Hari Kebangkitan Nasional diperingati tiap tanggal 20 Mei karena diambil dari tanggal lahirnya organisasi Boedi Oetomo.

Baca Juga: Tanggal 20 Mei Diperingati Sebagai Hari Kebangkitan Nasional, Beginilah Sejarahnya

Budi Utomo sendiri adalah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908.

Organisasi ini digagas oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi Budi Utomo bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan namun tidak bersifat politik.

Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia, walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa.

Sejak saat itu, Indonesia memasuki masa pergerakan nasional. Dr Sutomo dkk ingin mendirikan sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.

Baca Juga: Hamas Surati Presiden Jokowi, Ini Permintaannya Kepada Indonesia

Keinginan itu berdasarkan dari gagasan dr Wahidin Sudirohusodo yang ingin meningkatkan harkat martabat rakyat dan bangsa Indonesia.

Gagasan itu muncul melihat kondisi bangsa Indonesia pada saat itu sangat memprihatinkan sebagai akibat sistem kolonialisme Belanda.

Pendidikan rakyat Indonesia, terutama golongan pribumi, sangat rendah dan tidak mendapat informasi dari dunia luar.

Dari sinilah Dr Sutomo beserta para pelajar STOVIA mendirikan perhimpunan Boedi Oetomo untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dari bangsa lainnya.

Baca Juga: Israel Hancurkan Kantor Media Asing di Gaza, Amnesty Internasional Serukan Penyelidikan

Sebagai infromasi STOVIA adalah School tot Opleiding van Indische Artsen atau dalam bahasa Indonesia Sekolah Pendidikan Dokter Hindia adalah sekolah untuk pendidikan dokter pribumi di Batavia pada zaman kolonial Hindia Belanda. Saat ini sekolah ini telah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Lahirnya Boedi Oetomo ini menandai terjadinya perubahan bentuk perjuangan dalam mengusir penjajah, menjadi perjuangan dengan kekuatan pemikiran dan bersifat nasional.

Perjuangan yang selama ini bersifat kedaerahan, berubah menjadi bersifat nasional dengan tujuan mencapai kemerdekaan.

Baca Juga: Pastikan Sekolah Tatap Muka Digelar Juli 2021, Khofifah: Masa Belajar Maksimal 4 Jam

Perjuangan yang selama ini dilakukan secara fisik, juga dilakukan dengan cara memanfaatkan kekuatan pemikiran.

Dari Boedi Oetomo inilah yang memelopori munculnya organisasi-organisasi pergerakan di masa selanjutnya, seperti Sarekat Dagang Islam (SDI), Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, dan Muhammadiyah.***

Editor: Muhammad Jejen

Tags

Terkini

Terpopuler