HALOYOUTH - Semester I 2020, Pertamina tercatat mengalami kerugian hampir Rp11,33 triliun. Akibat hal tersebut Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyouno menanggapi hal tersebut.
Baca Juga: Polisi Amerika Serikat Tembak Pria Berkulit Hitam Sebanyak 7 Kali
Menurut Arief, kerugian yang terjadi di Pertamina dirasa aneh, sebab Pertamina tak memiliki pesaing berat di dalam negeri.
"Aneh juga para komisaris dan direksi pertamina ya tidak duduk santai ngawasi perusahaan yang engga ada saingannya dan monopoli, engga nurunin harga BBM saat harga crude oil rendah akibat Covid-19 kok bisa rugi ya," kata Arief.
Baca Juga: 25 Agustus 2020: Buruh, Petani, dan Pedagang Kaki Lima Lakukan Unjuk Rasa di Jakarta
Arief mengatakan, jika manajemen Pertamina tidak mempunyai world class management dan terus dibiarkan, nantinya akan memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN) dan Penyertaan Modal Negara (PMN).
Sebagaimana ditulis Pikiran Rakyat Tasikmalaya dalam “Pertamina Alami Kerugian, Presiden Jokowi Diminta Copot Jabatan Ahok dan Jajaran Direksi”.
Ketua Umum Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini juga menduga kerugian yang dialami Pertamina terjadi akibat forward trading import crude dan BBM yang salah prediksi.
Baca Juga: 7 Mobil Sedan yang Banyak Digemari oleh Anak Muda Beserta Harganya
"Banyak negara negara importir minyak didunia seperti China, Eropa menurun pertumbuhan ekonomi yang berimbas pada turunnya permintaan minyak dunia yang berpengaruh pada harga minyak dunia," jelasnya.