HALOYOUTH - Jagoan Bulutangkis kebanggaan Indonesia, Greysia Polii-Apriyani Rahayu muncul sebagai peraih medali emas termuda cabor bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020 pasca menundukan unggulan Cina, Chen Qingchen-Jia Yifan dengan selisih skor tipis 21-19,21-15.
Kesuksesan tersebut menghantarkan Indonesia pada peringkat ke 55 dari 86 Negara peserta Olimpiade.
Apriyani Rahayu yang kini berusia 23 tahun, lahir pada 29 April 1998 di Desa Lawuho Konawe, Sulawesi Tenggara. Ia mulai bermain badminton sejak usia 5 tahun hingga kemudian badminton menjadi olahraga kesukaannya dan bergabung di klub bulutangkis lokal.
Baca Juga: Terbaru! Daftar Lengkap Bursa Transfer Liga Inggris 2021-2022, Banyak Pemain yang Dibuang
Tarpaut sepuluh tahun dari rekannya Greysia Polli sempat membuat Apriyani canggung.
Namun, pebulu tangkis asal Konawe, Sulawesi Selatan, ini bertekad untuk menjadi pasangan ganda yang solid dan kuat.
Apriyani Rahayu sangat mengidolakan Lilyana Natsir, Legenda bulutangkis Indonesia kelahiran Manado 9 September 1985 itu juga sama-sama telah bermain bulutangkis sejak kecil, yakni saat berusia 9 tahun. Apriyani Rahayu temotivasi untuk menjadi raja diberbagai kejuaran bulutangkis.
Hingga saat ini Apriyani tercatat sudah tujuh kali menjuarai ganda putri BWF World Tour.
Duet Greysia-Apriani juga menjuarai BWF World Superseries tahun 2017, prestasi lain yang tak kalah membanggakan adalah deut unggulan Indonesia ini sukses menobatkan namanya di posisi tiga Asian Games 2018, dan meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 2018 dan 2019.***