Kisah Haru Dibalik Medali Emas Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Di Olimpiade Tokyo 2020

12 Agustus 2021, 20:33 WIB
Sinergi yang saling melengkapi dibalik medali emas Olimpiade /@bwf.official/Screenshot Instagram

HALOYOUTH- Kemengan Greysia-Apriyani, mencatatkan sejarah baru bagi bulutangkis Indonesia di gelaran Olimpiade, yang kali ini dihelat di Tokyo, Jepang.

Sontak kemenangan tersebut memberikan eforia yang sangat indah di dunia perbulutangkisan tanah air.

Suasana yang paling mengharukan dari Tokyo 2020 adalah Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menangis tersedu-sedu usai mengalahkan Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan di partai final.

Baca Juga: Daftar 6 Pebulutangkis Kandidat Terkuat Pasangan Baru Apriyani, Pengganti Greysia Polii

Kedua pasangan ini bersinergi dengan romantis didalam lapangan. Perpaduan skil keduanya terlihat sangat saling melengkapi.

Motivasi yang tinggi ada pada Greysia dan Rahayu, didorong oleh emosi dan keinginan besar yang meredakan tragedi pribadi dan untuk mengatasi masalah sebelumnya.

Diketahui belakangan sebelum memenangkan medali emas, Greysia telah kehilangan kaka laki-lakinya yang menyebabkan luka mendalam pada diri greysia.

Baca Juga: Manny Pacquiao Batal Duel dengan Spence Jr usai Alami Cedera pada Retina Mata Kirinya

Namun Rahayu sebagai rekan tim, ia menyadari akan hal itu dan telah mempengaruhi dirinya. Dan selalu setia menawarkan dukungan emosionalnya.

Polii sendiri juga seseorang yang mempunyai ketenangan yang dipersonifikasikan di lapangan, bahkan ia bisa tersenyum ketika sebuah kesalahan dibuat oleh Rahayu.

Persahabatan ini lah, yang memberikan energi fisik dan emosional antar keduanya, yang membuat mereka mendapatkan momentum terbaiknya.

Momentum ini dimanfaatkan dengan baik oleh keduanya dan mengantarkan mereka ke perempatfinal melawan Du Yue/Li Yin Hui.

Baca Juga: Mia Audina Si Anak Ajaib Legenda Bulutangkis Peraih Medali Olimpiade untuk Dua Negara Berbeda

Sebelum kemudian mereka mengalahkan rival berprestasi Chen dan Jia dalam game langsung adalah bukti fakta dari semangat keduanya.

Sebelumnya Polii mendapatkan hasil yang kurang maksimal dari London 2012 dan hampir pensiun setelah Olimpiade Rio 2016 karena cedera bahu dan kehilangan kakak laki-lakinya tersebut.

Rahayu, seorang hard-hiter yang belum pernah menunjukkan level skill atau playmaking yang dia lakukan di Tokyo. Bersama-sama, mereka menyusun cerita mimpi untuk Indonesia, menjadi peraih medali emas pertama di ganda putri.***

Editor: Rifqiyudin

Tags

Terkini

Terpopuler