Peraih Medali Emas Olimpiade ini Bela Amerika, Berikut 3 Pebulutangkis Indonesia yang Pilih Bela Negara Lain

3 September 2021, 07:45 WIB
Potret Tony Gunawan dan Candra Wijaya ketika membela Indonesia /Reuters/

HALOYOUTH - Pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu, publik Indonesia digegerkan dengan salah satu pemain bulutangkis Azerbaijan.

Pemain tersebut bernama Ade Resky Dwicahyo, nama yang cukup familiar di Indonesia.

Ternyata Ade Resky merupakan salah satu pebulu tangkis Indonesia di Olimpiade 2020.

Namun karena persaingan yang ketat, dia memilih mengubah kewarganegaraannya dan tampil untuk Azerbaijan.

Baca Juga: Pebulutangkis India ini Cetak Rekor Penerima Bonus Terbanyak di Olimpiade Tokyo, Greysia dan Apriyani Lewat

Namun Ade Resky ternyata bukanlah satu satunya pemain bulutangkis yang membela negara lain.

Berikut beberapa pemain Indonesia yang membela negara lain diajang bulutangkis internasional

1. Tony Gunawan (Amerika Serikat)

Tony Gunawan dilahirkan di Surabaya pada 9 April 1975 merupakan mantan pemain bulu tangkis Amerika kelahiran Indonesia.

Baca Juga: 3 Pebulutangkis Indonesia Ini Tampil Cantik Mempesona Bikin Adem, Siapa Ya?

Beberapa prestasi internasional diraihnya untuk Indonesia dan kemudian untuk Amerika Serikat, antara lain medali emas Olimpiade dan gelar juara dunia.

Gunawan adalah mantan peraih medali emas Olimpiade dan juara dunia untuk Indonesia, dan kemudian juara dunia untuk Amerika Serikat.

Dia dianggap oleh banyak orang, termasuk rekan-rekannya, sebagai salah satu pemain ganda terbesar dalam sejarah bulutangkis.

Baca Juga: 4 Fakta Menarik Hendra Setiawan, Salah Satunya Tidak Akrab dengan Minions, Ini Alasannya

Tony Gunawan memenangkan medali emas Olimpiade 2000, Kejuaraan Dunia IBF 2001, dan Kejuaraan Dunia IBF 2005 dengan 3 pasangan ganda putra yang berbeda.

Dia memenangkan medali emas Ganda Putra di Kejuaraan Dunia 2005 meski unggulan ke-13 dengan pasangannya dari Amerika, Howard Bach.

Gunawan juga bekerjasama dengan Halim Haryanto untuk memenangkan Kejuaraan Dunia 2001 serta All England Open 2001.

Baca Juga: Bikin Gigit Jari! Segini Total Penghasilan Tai Tzu Ying Pebulutangkis Taiwan yang Kecewa Raih Medali Perak

Selain itu, ia juga berpasangan dengan Candra Wijaya untuk memenangkan Olimpiade 2000 di Sydney.

Dia adalah anggota tim juara dunia 2000 Indonesia Thomas Cup, memenangkan pertandingannya di final melawan Cina dengan pasangan lain, Rexy Mainaky.

Kemudian Tony Gunawan pindah kewarganegaraan dari Indonesia ke Amerika Serikat sejak tahun 2001.

Di negeri paman Sam, Tony Gunawan berpasangan dengan Howard Bach.

Baca Juga: Dua Atlet Bulutangkis Indonesia Masuk Daftar Pebulutangkis Tersukses, Siapa Dia?

Mereka meraih emas Ganda Putra Kejuaraan Dunia IBF 2005 atas mantan pasangan Gunawan Wijaya dan Sigit Budiarto yang juga finalis Kejuaraan Dunia IBF 2003 di ajang yang sama.

Tony saat ini tinggal di California dan menjadi pelatih di San Gabriel Badminton Club 2 (Pomona).

2. Mia Audina (Belanda)

Mia Audina Tjiptawan dilahirkan di Jakarta pada 22 Agustus 1979 atau sekira 41 tahun yang lalu.

Baca Juga: Lin Dan vs Lee Chong Wei: Rivalitas Terbesar Bulutangkis Dunia Sepanjang Sejarah

Ia adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia yang mewakili Indonesia dan kemudian Belanda di kompetisi internasional.

Sebuah keajaiban bulutangkis ketika Audina pertama kali memainkan Piala Uber untuk Indonesia pada usia empat belas tahun.

Ia juga memenangkan pertandingan final yang menentukan di kejuaraan melawan China pada 1994.

Audina secara singkat menduduki peringkat sebagai pemain tunggal putri Nomor 1 Dunia pada Oktober 1996.

Baca Juga: 2 Wanita Cantik dan Tajir Ini Kepincut Ketampanan Kevin Sanjaya, Siapa yang Dipilih Si Tengil?

Audina membantu Indonesia mempertahankan gelar Piala Uber pada 1996, dan merupakan anggota tim Indonesia 1998 yang melepaskan Piala tersebut ke China.

Dua tahun kemudian Audina pindah ke Belanda bersama suaminya, Tylio Lobman yang kebetulan berkebangsaan Belanda.

Sebagai penduduk Belanda Audina terus berkompetisi, ia memenangkan gelar di Eropa dan Asia sebelum pensiun dari kompetisi tingkat tinggi pada 2006.

Baca Juga: Ternyata Kehebatan Marcus Gideon Turun dari Sang Ayah, Pemain Bulutangkis di Era Liem Swie King, Ini Sosoknya

Penghargaan tertinggi dalam tiga turnamen bergengsi bulu tangkis untuk pemain individu, Olimpiade, All England, dan Kejuaraan Dunia.

Audina pernah dua kali menjadi peraih medali perak Olimpiade di tunggal pada Olimpiade Atlanta 1996 dan Athena 2004.

Pada Olimpiade Atlanta 1996 Mia Maudina mewakili Indonesia sementara pada Olimpiade Athena 2004 ia mewakili Belanda.

Selain itu ia juga merupakan peraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia pada 2003 mewakili Belanda.

Baca Juga: Sabet Perunggu di Olimpiade Tokyo 2020, Anthony Ginting Ikuti Jejak Susi dan Liliyana Sumbang Baju ke Museum

3. Fung Permadi (Hong Kong)

Selanjutnya, atlet berdarah Indonesia yang membela negara lain yakni Fung Fermadi, legenda bulutangkis Indonesia sekaligus Taiwan.

Fung Permadi sendiri dilahirkan di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia pada 30 Desember 1967 atau sekira 53 tahun yang lalu.

Ia adalah mantan pemain bulu tangkis pria Indonesia keturunan Tionghoa.

Baca Juga: Bikin Melongo! Ternyata Begini Metode China Merakit Atlet Bulutangkis Kelas Dunia, Termasuk Lin Dan

Fung Permadi merupakan spesialis tunggal yang bermain pertama untuk Indonesia dan kemudian untuk Taiwan.

Meskipun Permadi telah menunjukkan kemampuan yang mengesankan pada tahun 1990, ia sering dilewati dalam seleksi untuk bermain internasional.

Alasannya sendiri karen memang pada saat itu Indonesia memiliki pemain tunggal kelas dunia seperti Ardy B Wiranata, Alan Budikusuma, Joko Suprianto, Hariyanto Arbi, dan Hermawan Susanto.

Baca Juga: Bukan Taufik Hidayat, Tunggal Putra Terbaik Indonesia Ini Tercatat dalam Guinness Book of Records

Permadi kemudian pindah ke Taiwan pada pertengahan dekade, Permadi mungkin memainkan bulu tangkis terbaiknya di akhir 1990-an, setelah ulang tahunnya yang ketiga puluh.

Dia memenangkan sejumlah gelar internasional diantaranya Germany Open 1990, Canada Open 1990, U.S Open 1990, Swiss Open 1993, China Open 1996 dan masih banyak gelar bergengsi lainnya.***

 

Editor: Rifqiyudin

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler