Bukan Susy Susanti, Pahlawan Piala Sudirman 1989 Butuh Bantuan Lawan Kanker Paru-paru

21 September 2021, 11:37 WIB
Potret Susy Susanti /susysusantiofficial/Instagram

HALOYOUTH- Pahlawan kemenangan Indonesia di piala Sudirman 1989 Verawaty Fajrin terbaring lemah melawan kanker paru-paru yang dideritanya.

Hingga Senin 20 September pagi, ia belum mendapatkan tempat perawatan di High Care Unit (HCU) seperti yang seharusnya dan menunggu uluran tangan negara untuk membantunya.

Diketahui dalam skuad Indonesia di Piala Sudirman 1989 saat itu Verawaty mewakili tim merah putih bersama Susy Susanti, Eddy Hartono, Rudy Gunawan, Yanti Kusmiati dan Eddy Kurniawan yang tampil perkasa di hadapan publik Istora Senayan, Jakarta.

Baca Juga: 7 Pebulutangkis Ini Pernah Cinta Lokasi, Siapa Aja?

Baca Juga: Profil dan Biodata Teuku Ryan, Pria Tampan Sederhana yang Berhasil Merebut Hati Sang Youtuber Ria Ricis

Pada babak penyisihan grup, Indonesia berada di grup satu bersama Korea Selatan dan Inggris. Dengan pasti Verawaty dkk berhasil mengalahkan Inggris dengan skor telak 5-0, begitupun juga kalau menaklukkan Korea Selatan dengan hasil 4-1.

Dengan begitu Indonesia mampu lolos ke babak semifinal untuk melawan wakil dari Eropa yakni, Denmark. Pasangan ganda putra yang diperkuat Eddy Hartono/Rudy Gunawan mengawali perjuangan Indonesia menghadapi Jan Pausen/Henrik Svarrer dengan kemenangan dua set langsung.

Kemenangan ini berlanjut pada sektor ganda putri yang diwakilkan Verawaty Fajrin/Yanti Kusmiati yang mengalahkan Dorte Kjaer/Lotte Olsen juga dengan dua set. Disusul dengan kemenangan Eddy Kurniawan di tunggal putra, dan Susy Susanti di tunggal putri yang juga berhasil mencuri poin kemenangan.

Baca Juga: Dua Pemain Muda dan Cantik ini Jadi Tumpuan Indonesia di Piala Sudirman 2021, Siapa Dia?

Baca Juga: 5 Pebulutangkis Indonesia yang Diakui Dunia, Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon Nomor 1

Tak hanya bermain disektor ganda putri, Verawaty juga tampil di nomor ganda campuran bersama Eddy Hartono melengkapi kemenangan Indonesia atas Denmark menjadi 5-0 sekaligus memastikan tiket ke final Sudirman Cup 1989.

Di partai pamungkas Indonesia bersua dengan Korea Selatan yang sebelumnya telah berhasil mengalahkan China 3-2 di babak semifinal. Tim Indonesia sempat tertinggal 0-2 dari Korea Selatan.

Melawan Lee Young Suk di pertandingan yang ketiga, Susy kalah tipis di game pertama dengan 10-12. Posisi ini membuat Korea semakin berada di atas awan. Akan tetapi, Jatuh bangunnya Susy di lapangan berbuah kemenangan di game kedua dengan 12-10. Yang semula ia sempat tertinggal 4-10 dari pemain Korea.

Kemenangan di game kedua membuat semangat yang semakin membara dari Susy pada game ketiga, hasilnya Susy sukses menekuk pemain Korea di game penutup dengan 11-0. Susy tak memberikan satu poin pun kepada lawannya itu. Dari pertandingan ini Indonesia berhasil menciptakan poin pertama mereka sehingga merubah keadaan 1-2.

Baca Juga: Bertolak ke Finlandia untuk Piala Sudirman 2021, Atlet Indonesia Banjir Doa dan Dukungan Netizen

Baca Juga: Siapa Sangka Bocah Cilik Menggemaskan Ini Sekarang Jadi Pebulutangkis Fenomenal di Dunia, Siapa Dia?

Kemenangan yang di peroleh Susy Susanti nyatanya membangkitkan semangat juang Tim Garuda, sehingga menularkan pada pemain tunggal putra yang bermain di partai keempat, Eddy Kurniawan. Dimana Ia berhasil menang atas Sung Han Kook dua game langsung 15-4, 15-3.

Kemudian ditutup dengan pertandingan dari ganda Campuran. Eddy Hartono berpasangan dengan Verawaty Fajrin dari Tim Indonesia berhasil mengamankan poin ke tiga Indonesia setelah sukses mengalahkan Park Joo Boong/Chung So Young dengan 15-13, 15-3. Hasil itu sekaligus memastikan kemenangan 3-2 Indonesia atas Korea Selatan dan untuk kali pertama membawa supremasi bulutangkis beregu ke Tanah Air.

Namun sangat disayangkan, hingga gelaran piala sudirman 2021 saat ini di gelar, piala kejuaraan pada 1989 adalah satu-satunya gelar Sudirman Cup yang dimenangi Indonesia.

Sepanjang kariernya di bulutangkis, Verawaty Fajrin tentu saja telah mengukir banyak prestasi yang tak main-main. Seperti medali emas Asian Games 1978, medali emas SEA Games 1981 dan 1987, perunggu Asian Games 1990 serta gelar juara di berbagai ajang internasional lainnya.

Baca Juga: Jesita Putri Miantoro, Pebulutangkis Muda Ganda Putri Indonesia Penerus Jejak Greysia Polii Ikut Piala Uber

Menurut sahabatnya, Rosiana Tendean mengungkapkan mantan pebulutangkis era 1980-an itu divonis kanker paru-paru pada Maret 2020. Ia juga disebut pernah menjalani kemoterapi di RS Persahabatan selama lima kali namun tidak menghasilkan perubahan. ***

Editor: Nahrul Muhilmi

Tags

Terkini

Terpopuler