Begini Pengakuan Suporter Soal Tragedi Kanjuruhan yang Menelan Ratusan Korban, Diwarnai Insiden Mencekam!

2 Oktober 2022, 20:05 WIB
/tangkapan layar dari youtube RV SPORTNESIA /

HALOYOUTH - Kabar duka menimpa para pencinta sepak bola tanah air. Dikabarkan Tragedi Kanjuruhan menelan banyak korban jiwa.

Kericuhan terjadi saat laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berlangsung pada 1 Oktober 2022 malam, bertempat di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.

Kabar Tragedi Kanjuruhan yang merenggut ratusan nyawa tersebut menggemparkan jagat media sosial.

Sejumlah korban meninggal dunia saat berada di rumah sakit. Dan beberapa lainnya meninggal di tempat kejadian.

Baca Juga: Tak Cuma Klub Liga Inggris, Klub Raksasa Liga Spanyol Turut Ucapkan Belasungkawa atas Tragedi Kanjuruhan

Setidaknya 187 nyawa korban melayang akibat Tragedi Kanjuruhan, sampai saat ini data tersebut terus diperbaharui oleh pihak berwajib.

Berdasarkan kabar yang beredar, beberapa korban meninggal disebabkan oleh gas air mata, insiden berdesakan, hingga sesak nafas.

Situasi tidak kondusif antara laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya mencapai puncaknya ketika pihak keamanan mulai menyemprotkan gas air mata, setelah sebelumnya para suporter mencoba turun ke lapangan hingga hal tersebut memicu kericuhan.

Baca Juga: Insiden Berdarah Kanjuruhan Telan Banyak Korban, Presiden Jokowi Minta PSSI Hentikan Gelaran Liga 1

Terkait Tragedi Kanjuruhan Malang, salah satu penonton yang mengaku suporter Arema FC dengan nama akun Twitter @RezqiWahyu membuat sebuah pengakuan terkait tragedi Kanjuruhan Malang yang merenggut nyawa banyak orang.

"Dan selama saya jadi supporter arema. Saya dikenalkan arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini. Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter," kata Rezqi dikutip Haloyouth.com dari akun Twitter @RezqiWahyu pada 2 Oktober 2022.

Rezqi menyebutkan bahwa Tragedi Kanjuruhan merupakan titik terendahnya selama menjadi suporter Arema FC dari tahun 2007 sampai saat ini.

Menurutnya, laga yang tersaji antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya terjadi cukup alot dan dipenuhi oleh serangan. Hal tersebut tentu memicu ketegangan para penonton yang menyaksikannya.

Pada akhir pertandingan, Arema FC harus mengakui keunggulan Persebaya Surabaya. Namun hal tersebut menjadi awal kericuhan Tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: Lewat Laga Sengit! Indonesia Gagal Bawa Pulang 2 Gelar Juara Vietnam Open 2022

Saat itu, beberapa suporter tampak kecewa karena kekalahan yang diterima oleh Arema FC hingga memutuskan untuk turun ke lapangan.

Menurut pengakuan Rezqi, jumlah suporter yang ikut turun ke lapangan kian bertambah.

"Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain," jelas Rezqi lebih lanjut.

Hal tersebut yang menjadi pemicu petugas keamanan menembakkan gas air mata. Hingga kericuhan yang terjadi semakin tidak terkendali.

Sampai akhirnya, kondisi pada saat itu kian mencekam dan mengancam nyawa para suporter, mulai dari wanita, anak-anak, dan orang tua yang ikut menyaksikan laga tersebut.

Baca Juga: FIFA Dikabarkan Akan Datang ke Indonesia Usai Tragedi Kanjuruhan Telan Ratusan Korban Jiwa

Diakui Rezqi tragedi tersebut diwarnai oleh lemparan berbagai benda.

"Diikuti dengan lempar" berbagai macam benda ke arah lapangan, dan para suppoter yang semakin tidak terkendali," lanjut @Rezqi.

Selain itu, Rezqi juga menjelaskan tentang kondisi yang terjadi di luar lapangan yang kian mencekam.

"Kondisi luar stadion kanjuruhan sudah sangat mencekam," lanjut Rezqi pada cuitan akun Twitternya.

"Banyak supporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita.. supporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata" makian dan amarah. Batu batako, besi dan bambu berterbangan," tambah Rezqi kemudian.

Suporter Arema FC tersebut pun berharap bahwa Tragedi Kanjuruhan Malang menjadi tragedi terakhir dalam semua cabang olahraga, khususnya sepak bola.

"Dan semoga kejadian ini adalah yang terakhir di semua cabang olahraga dan hiburan, khususnya di sepak bola," tutup Rezqi.

Sampai saat ini Tragedi Kanjuruhan Malang masih menggemparkan publik hingga mendapat sorotan dunia.*

 

Editor: Rifqiyudin

Sumber: Twitter Beberapa Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler