Profil Mia Audina, Peraih Medali Bulu Tangkis Termuda dalam Sejarah Olimpiade Legenda Indonesia - Belanda

- 5 Agustus 2021, 23:15 WIB
Profil Mia Audina, Peraih Medali Bulu Tangkis Termuda dalam Sejarah Olimpiade Legenda Indonesia - Belanda
Profil Mia Audina, Peraih Medali Bulu Tangkis Termuda dalam Sejarah Olimpiade Legenda Indonesia - Belanda /olympic.org/

HALOYOUTH - Saat ini bulutangkis Indonesia sangat lemah di sektor tunggal putri semenjak berakhirnya era Susi Susanti.

Pada Olimpiade Tokyo 2020, unggulan Indonesia di ganda putri, Gregoria Mariska harus takluk di babak perempat final.

Namun tahukah kalian bahwa ada pemain bulutangkis tunggal putri legenda Indonesia yang pernah menjadi pemain termuda yang mendapatkan medali di Olimpiade.

Dia adalah Mia Audina, yang sekarang berkebangsaan Belanda.

Baca Juga: Profil Quan Hongchan, Atlet Loncat Indah Termuda China yang Berhasil Raih Medali Emas di Olimpiade Tokyo 2020

Mia Audina menjadi pemain termuda yang meraih medali usai mendapatkannya pada Olimpiade Atlanta 1996, Saat itu usia Mia Audina baru menginjak 16 tahun.

Berikut profil Mia Audina

Mia Audina Tjiptawan dilahirkan di Jakarta pada 22 Agustus 1979 atau sekira 41 tahun yang lalu.

Ia adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia yang mewakili Indonesia dan kemudian Belanda di kompetisi internasional.

Sebuah keajaiban bulutangkis ketika Audina pertama kali memainkan Piala Uber untuk Indonesia pada usia empat belas tahun.

Baca Juga: Hasil Sepakbola Putri OLIMPIADE TOKYO 2020: Amerika Serikat Raih Medali Perunggu Usai Kalahkan Australia

Ia juga memenangkan pertandingan final yang menentukan di kejuaraan melawan China pada 1994.

Audina secara singkat menduduki peringkat sebagai pemain tunggal putri Nomor 1 Dunia pada Oktober 1996.

Audina membantu Indonesia mempertahankan gelar Piala Uber pada 1996, dan merupakan anggota tim Indonesia 1998 yang melepaskan Piala tersebut ke China.

Dua tahun kemudian Audina pindah ke Belanda bersama suaminya, Tylio Lobman yang kebetulan berkebangsaan Belanda.

Baca Juga: Anthony Ginting Banjir Ucapan Usai Raih Medali Perunggu, The Daddies: Congrats Ting, BWF: Kame Kame Hah!

Sebagai penduduk Belanda Audina terus berkompetisi, ia memenangkan gelar di Eropa dan Asia sebelum pensiun dari kompetisi tingkat tinggi pada 2006.

Penghargaan tertinggi dalam tiga turnamen bergengsi bulu tangkis untuk pemain individu, Olimpiade, All England, dan Kejuaraan Dunia.

Audina pernah dua kali menjadi peraih medali perak Olimpiade di tunggal pada Olimpiade Atlanta 1996 dan Athena 2004.

Pada Olimpiade Atlanta 1996 Mia Maudina mewakili Indonesia sementara pada Olimpiade Athena 2004 ia mewakili Belanda.

Baca Juga: Anthony Ginting Banjir Ucapan Usai Raih Medali Perunggu, The Daddies: Congrats Ting, BWF: Kame Kame Hah!

Selain itu ia juga merupakan peraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia pada 2003 mewakili Belanda.

Kemenangannya yang paling signifikan termasuk gelar tunggal terbuka Amerika Serikat (1996), Singapura (1997 ), Jepang (1997, 2004), Indonesia (1998), Korea (2003), Belanda (2001, 2002), Swiss (2002), dan Taiwan (2000, 2003).

Dia memenangkan tunggal di Pesta Olahraga Asia Tenggara pada tahun 1997 dan tunggal dan ganda putri di Kejuaraan Eropa pada tahun 2004.

Audina terkenal karena merupakan pesaing yang tangguh di masa mudanya, sangat lincah dan luwes.

Audina jarang dipaksa melakukan pukulan backhand dan merupakan pemain unggulan sepanjang karirnya.*

Editor: Rifqiyudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah