HALOYOUTH - Komite Olahraga Internasional (IOC) anggap Pin Mao Zedong yang dipakai oleh atlet balap sepeda dari China merupakan propaganda.
Komite Olahraga Internasional (IOC) tegur China saat menggunakan pin Mao Zedong di podium Olimpiade Tokyo.
Penggunaan pin Mao Zedong itu dipakai saat dia atlet balap sepeda.
Baca Juga: Peringkat ke-55 Dunia dan Gagal Terbaik se-Asia Tenggara, Hasil Terburuk Indonesia
Mereka diberikan peringatan atas penggunaan Pin Mao Zedong lantaran dinilai melanggar aturan dan berpotensi propaganda.
Juara balap sepeda trek nomor sprint putri yakni Bao Shanju dan Zhong Tianshi terlihat menggunakan pin kecil berwarna merah dengan profil emas dari mendiang pemimpin China saat upacara pengalungan medali.
IOC pun langsung meninjau ulang kejadian itu. Dalam aturan tersebut melarang propaganda politik, agama, atau rasial.
Baca Juga: Mundur dari Korea Open 2021, Kevin Sanjaya Bagikan Motivasi Ini ke Netizen
China pun dikabarkan telah memberikan klarifikasinya kepada IOC dan menegur para atlet tersebut.
"Di China, kami telah menerima klarifikasi dan para atlet tersebut telah diperingatkan," kata Christian Klaue, direktur komunikasi korporat dan humas IOC sebagaimana dikutip Haloyouth.com dari Antara pada Senin, 9 Agustus 2021.
IOC juga meyakinkan bahwa hal tersebut tidak akan terjad lagi kedepannya, dan akan mempertimbangkan kasus ini hingga selesai.
Baca Juga: Messi Menangis Saat Konferensi Pers, Andres Iniesta Berikan Komentar: Sulit!
"Kami juga telah menerima jaminan bahwa itu tidak akan terjadi lagi. Dengan ini, IOC mempertimbangkan kasus ini selesai," ucapnya.
Christian Klaue mengatakan bahwa untuk Olimpiade Tokyo itu, IOC telah sudah melonggarkan aturan terkait gestur atau ekspresi muatan politik.
Maksud dari gestur bermuatan politik itu seperti atlet ketika berlutut yang artinya untuk melawan rasisme sebelum Olimpiade berlangsung.
Baca Juga: La Pulga hingga The GOAT, 5 Julukan Lionel Messi Ini Harus Kamu Ketahui!
Namun gestur seperti itu tetap terlarang di podium.
Sebelumnya IOC juga pernah meninjau ulang kasus atlet tolak peluru dari Amerika Serikat yang mendapatkan medali perak.
Raven Saunders atlet tolak peluru saat itu mengangkat lengannya membentuk huruf X di podium yang disebut sebagai pesan solidaritas terhadap orang-orang tertindas.
Namun IOC telah menangguhkan tinjauannya setelah Saunders mengungkapkan kematian ibunya.***