HALOYOUTH- Paralimpiade Tokyo 2020 telah digelar mulai 24 Agustus 2021 dijadwalkan event ini akan berjalan sampai 5 September mendatang.
Dalam ajang Paralimpiade kali ini, ada beberapa perubahan menarik dari Paralimpiade sebelumnya yang digelar di Rio pada tahun 2016 lalu.
Paralimpiade Musim Panas ke-16 mencatat sejarah, untuk pertama kalinya akan menggelar cabang olahraga favorit orang-orang, yakni taekwondo dan bulu tangkis.
Dijelaskan bahwa kedua cabang olahraga tersebut akan menggantikan sepak bola 7-sisi dan olahraga perahu layar, sehingga jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan jumlahnya tetap 22 cabang.
Sejalan dengan dorongan ke arah inklusivitas seperti yang terkandung dalam Visi Paralimpiade Jepang, "Unity in Diversity", Paralimpiade 2020 memiliki 1756 slot yang diperuntukkan bagi atlet difabel wanita dari perkiraan total 4350 atlet difabel yang berpartisipasi.
Peningkatan 17% dalam partisipasi atlet difabel wanita sejak Paralimpiade London 2012, yang berarti Paralimpiade Tokyo 2020 akan menampilkan atlet difabel wanita terbanyak!
Meskipun pertandingan-pertandingan di Paralimpiade awalnya ditujukan bagi para atlet difabel yang menggunakan kursi roda, sekarang perhelatan olahraga ini jauh lebih beragam.
Baca Juga: WD Terkuat di Bumi, Bukan Greysia Apriyani: Dijuluki Penakluk Indonesia, Lampaui Rekor Susi Susanti
Baca Juga: Ranking Para BWF Leani Ratri Oktila: Dominasi Tiga Nomor, Ratu Para Badminton Indonesia
Sehingga memungkinkan atlet-atlet difabel dengan berbagai kondisi fisik seperti gangguan neurologis hingga penglihatan, atlet difabel yang menggalami gangguan berkurangnya kekuatan otot dan kesulitan bergerak normal, dan banyak lagi lainnya untuk bisa bersaing di sini.
Untuk Paralimpiade kali ini Indonesia mengirim 23 atlet dari tujuh cabang olahraga akan mengikuti National Paralympic Committee (NPC).
Sebanyak 23 atlet NPC Indonesia tersebut terdiri dari tujuh atlet cabang olahraga atletik, tiga atlet tenis meja dua atlet renang, dua atlet menembak, satu atlet angkat berat,, dan satu atlet balap sepeda.
Dan yang paling spesial Indonesia mengirimkan, tujuh atlet terbaiknya dalam cabang olahraga Badminton, yang notabenenya baru pada Paralimpiade ke-16 kali diadakan.
Baca Juga: Dua Atlet Bulutangkis Indonesia Masuk Daftar Pebulutangkis Tersukses, Siapa Dia?
Dalam cabang bulutangkis Paralimpiade ini sangat spesial karena banyak kelas dari setiap nomornya, berikut penjelasan nya!
Cabor bulu tangkis dalam gelaran Paralimpiade memiliki 6 kelas atlet. Tiap-tiap kelas ditandai dengan kode yang terdiri dari 2 huruf, lalu diikuti oleh 1 digit angka.
Dua huruf pertama menjelaskan posisi atlet saat bertanding. Sementara angka menandakan derajat disabilitas atlet.
1. Kelas WH1
Kelas ini khusus bagi atlet yang mengalami disabilitas anggota gerak tubuh bagian bawah, sehingga tidak memungkinkan bagi atlet untuk berdiri. Atlet di kelas ini berkompetisi dengan menggunakan kursi roda.
Baca Juga: 'Sayangnya' Apriyani Rahayu Siap Ambil Bagian di Piala Sudirman 2021, Gantikan The Minions
2. Kelas WH2
Terlihat sama seperti WH1 Keduanya sama-sama berkompetisi dengan kursi roda. Perbedaannya terletak pada tingkat disabilitas.
Kelas WH2 diperuntukkan bagi atlet yang memiliki kekurangan pada satu atau dua tungkai, tetapi dengan gangguan gerak tubuh yang minimal.
3. Kelas SL3
Kelasl ini dikhususkan untuk atlet yang memiliki hambatan berjalan dan keseimbangan karena mengalami gangguan pada satu atau kedua kaki.
Atlet dengan kode ini bertanding dalam posisi berdiri. Biasanya, ada atlet yang dilengkapi dengan kaki prostetik.
4. Kelas SL4
Sedikit sama dengan SL3. SL4 juga memiliki klasifikasi atlet dengan gangguan pada kaki, tetapi memiliki tingkat hambatan berjalan dan gangguan keseimbangan yang lebih sedikit. Atlet dengan kode ini juga harus bertanding dengan posisi berdiri.
Baca Juga: BWF Tes Doping Leani Ratri Oktila, Bukti Tangguhnya Ratu Para Badminton Indonesia
Baca Juga: Ranking Para BWF Leani Ratri Oktila: Dominasi Tiga Nomor, Ratu Para Badminton Indonesia
5. Kelas SU5
dikhususkan untuk atlet dengan hambatan gerak tubuh bagian atas. Hambatan itu juga meliputi tangan yang digunakan maupun tidak digunakan untuk bertanding.
6. Kelas SU6
Yang terakhir adalah kode kelas untuk atlet dengan ukuran tubuh kecil atau dwarfism.
Nah itulah beberapa kelas yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat sobat Badminton Lovers.