HALOYOUTH- Kehebabatan pebulutangkis tunggal putri asal Thailand Ratchanok Intanon tidak perlu diragukan lagi sebagai pemain top kelas dunia.
Tak main-main Ratchanok Intanon telah menjuarai berbagai turnamen mulai enam gelar BWF Superseries, tiga gelar BWF World Tour, tujug gelar BWF Grand Prix, dan gelar-gelar lainnya.
Berkat prestasi itu, Rathcanok Intanon pernah nyandang peringkat 1 dunia pada 2016 silam, tak aneh jika Rathanok disebut-sebut sebagai ratu bulutangkis Thailand.
Sayang, Ratchanok Intanon terseret kasus doping pada awal 2019 lalu, BWF menduga bahwa Ratchanok telah menggunakan doping dengan jenis zat clebuterol.
Beruntung, kasus yang membuat heboh sejagat Thailand ini tak sempat berlarut, tepat pada 10 Oktober 2019 BWF memutuskan Ratchanok Intanon terbebas dari dakwaan penggunaan doping.
Jauh sebelum kasus itu menimpa, Ratchanok Intanon juga sempat terpukul kasus serupa pada 2016. Saat itu, jelang Olimpiade Rio de Janiro, Brasil, Rathcanok Intanon terjegal kasus doping akibat kedapatan zat corticosteroid di dalam tubuhnya.
Baca Juga: Indonesia Mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020 Gara-gara Ini, Kok Bisa?
Bahkan Ratchanok terancam batal berangkat ke Brasil setelah gagal tes doping pada ajang Piala Uber 2016 di Kunshan, sampel juara dunia itu terbukti positif mengandung zat terlarang steroid Triamcinoloe acetonide.