Jadi Pebulutangkis Senior yang Masih Aktif Berkarier, Hendra Setiawan Akui Lelah dengan Peraturan Baru BWF

- 17 September 2021, 08:00 WIB
Pebulutangkis ganda putra, Hendra Setiawan mengaku kecewa dengan peraturan baru BWF
Pebulutangkis ganda putra, Hendra Setiawan mengaku kecewa dengan peraturan baru BWF /Tangkap layar Instagram/@hendrasansan

 

HALOYOUTH - Nama pebulutangkis Hendra Setiawan, masih aktif berlaga dalam kariernya, sebagai atlet bulutangkis Indonesia.

Bermain di sekor ganda putra, Hendra Setiawan menjadi sosok paling senior dengan usia 37 tahun.

Lahir pada 25 Agustus 1984, Hendra Setiawan mengawali kariernya di usia belia, Hendra Setiawan berhasil gabung dengan pelatnas di tahun 2002 telat di usia 18 tahun.

Baca Juga: Menarik! Hendra Setiawan Ungkap Alasan The Daddies Jarang Lakukan Selebrasi Kemenangan Karna ini, Kok Bisa?

Saat berada di pelatnas, Hendra mengawali kariernya berpasangan dengan almarhum Markis Kido. Keduanya pernah tercatat sebagai peringkat dua dunia menurut Internasional Badminton Federasi (IBF), yang sekarang berganti nama menjadi BWF.

Pada tahun 2007, Hendra dan Kido berhasil menyabet emas di kejuaraan dunia yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Satu tahun setelahnya, Hendra dan Kido sukses membawa pulang medali emas pertama untuk Indonesia, di ajang Olimpiade Beijing, tepatnya di 2008.

Prestasinya kian gemilang, saat keduanya berhasil menang di ajang Asian Games tahun 2010. Sayangnya pada tahun 2012, Hendra dan Kido resmi berpisah karena alasan tak sejalan.

Baca Juga: Raih Medali Emas Olimpiade, Pebulutangkis Ganda Putri Ini Dihujat Gara-Gara Hal Ini, Kok Bisa?

Penghujung tahun 2012, Hendra dipasangkan dengan rekan barunya, Mohammad Ahsan. Sempat diragukan karena tak memiliki kemistri, Hendra dan Ahsan membuktikan prestasi pertamanya di tahun 2013.

Saat itu keduanya berhasil menyabet emas di ajang Malaysia Open. Prestasi membanggakan tersebut dicetak keduanya, tepat setelah tiga bulan menjadi pasangan ganda putra Indonesia.

Pada tahun 2014, pasangan yang kerap dijuluki The Daddies ini kembali mencatatkan prestasi dengan merebut juara All England. Sayangnya di awal tahun 2017, keduanya dipisahkan oleh pelatih karena gagal meraih medali di Olimpiade Rio 2016.

Baca Juga: Kevin Sanjaya Jadi Sorotan Media Asing pada Piala Sudirman Gara-gara Ini, Ada Apa?

Akhir tahun 2017, Hendra dan Ahsan kembali dipersatukan dan mulai aktif berlaga di ajang bergengsi. Terbukti di tahun 2019, keduanya menyabet empat kejuaraan sekaligus pada ajang Selandia Terbuka, All England, Kejuaraan Dunia dan BWF World Tour Finals.

Tahun 2021, Hendra dan Ahsan juga masih ikut berlaga di ajang Olimpiade Tokyo 2020, yang berhasil di babak semifinal. Pencapaian keduanya lebih baik dibandingkan dengan pasangan Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon.

Berakir hampir 20 tahun lamanya, Hendra mengakui lelah dengan karirnya sebagai pebulutangkis. Terlebih dengan peraturan baru BWF, membuat energinya habis terkuras di usianya yang tak muda lagi.

Baca Juga: Bukan Kuliah Dibidang Olahraga, Greysia Polii Beberkan Latar Belakang Pendidikan Sebenarnya Jurusan Ini

Hal tersebut diungkap langsung oleh Hendra, saat dirinyaa diberikan pertanyaan oleh Joshua Suherman yang merupakan mantan artis cilik. Momen tersebut juga diabadikan melalui kanal youtube milik Joshua Suherman, yang diunggah pada Senin, 6 September 2021.

"Banyak banget peraturan yang berubah, kaya dari servis juga beda sekarang, yang paling susah adaptasinya apa sih buat seorang yang udah senior kaya Koh Hendra?" tanya Joshua pada Hendra seperti dikutip haloyouth.com pada akun Youtube Joshua Suherman Jumat, 17 September 2021.

Mendengar pertanyaan tersebut, Hendra langsung menjawab tentang perubahan yang ia rasakan sampai saat ini.

"Perubahan apanya nih, servis atau poin. Kalau poin sih lebih ke latihannya. Kan ini poin 21 lebih ke speed and power ya, kalau dulu 15 lebih ke stamina lah. Kalau dulu bisa defence kalau sekarang nyerang nyerang nyerang," ungkap Hendra.

Baca Juga: Bikin Gigit Jari! Segini Total Penghasilan Pusarla Venkata Sindhu Pebulutangkis India, Kalahkan Greysia Polii

Diketahui, peraturan permainan bulutangkis dahulu masih menggunakan sistem 15 poin. Poin tersebut berlaku untuk tunggal putra dan semua sektor ganda. Sedangkan untuk tunggal putri, diberlakukan sistem 11 poin dalam tiga kali permainan.

Kini peraturan tersebut telat diubah, dimana sistem poin menggunakan satu set dengan skor 21 poin dalam tiga kali permainan.***

Editor: Nahrul Muhilmi

Sumber: Youtube Joshua Suherman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah