Banyak Saingan di Negara Sendiri, Pemain Indonesia Ini Putuskan Bela Taiwan

- 31 Oktober 2021, 21:29 WIB
Taiwan
Taiwan /Tangkap layar Instagram/@tienchenchou

HALOYOUTH - Indonesia sejak dulu memang sering melahirkan bibit-bibit baru yang berbakat dalam bulutangkis. Mulai dari Liem Swie King, Hariyanto Arbi, Taufik Hidayat, Anthony Ginting, Jonatan Christie dan lain sebagainya

Banyaknya pemain Indonesia membuat banyak persaingan diantara para atlet untuk bisa menjadi yang terbaik untuk negaranya serta mewakili Indonesia di ajang internasional.

Namun ketika mereka kalah bersaing dengan atlet lain, biasanya akan membela negara lain demi karirnya serta bisa mensejahterakan kehidupannya sendiri dari bulutangkis.

Selain itu, faktor pemain pindah ke negara lain biasanya mengikuti sang suami seperti yang dilakukan oleh Mia Audina yang pindah ke Belanda setelah menikah dengan orang dari negeri kincir angin tersebut.

Baca Juga: Juara Belgian International Challenge 2021, Pramudya/Yeremia Dikritik Legenda Bulutangkis 90an, Begini Katanya

Salah satu pemain kelahiran Indonesia yang memilih untuk membela negara lain yakni Fung Fermadi, legenda bulutangkis Indonesia sekaligus Taiwan.

Fung Permadi sendiri atau bernama China Chen Feng dilahirkan di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia pada 30 Desember 1967 atau sekira 53 tahun yang lalu. Fung Fermadi merupakan mantan pemain bulu tangkis pria Indonesia keturunan Tionghoa.

Fung Permadi biasa bermain dispesialis tunggal putra yang bermain pertama untuk Indonesia, Australia dan kemudian untuk Taiwan pada 1994.

Meskipun Permadi telah menunjukkan kemampuan yang mengesankan pada tahun 1990, ia sering dilewati dalam seleksi untuk bermain internasional.

Baca Juga: Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya Menang Telak! 5 Tahun Pecundangi Ko Sung Hyun-Shin Baek Cheol

Alasannya sendiri karena memang pada saat itu Indonesia memiliki pemain tunggal kelas dunia seperti Ardy Wiranata, Alan Budikusuma, Joko Suprianto, Hariyanto Arbi, hingga Hermawan Susanto.

Permadi kemudian pindah ke Taiwan pada pertengahan dekade, Permadi mungkin memainkan bulu tangkis terbaiknya di akhir 1990-an, setelah ulang tahunnya yang ketiga puluh.

"Waktu itu saya pikirannya simple saja. Latihan dan kalau disuruh bertanding ya bertanding. Yang lain dikirim sedangkan saya enggak. Oh ya udah. Saya latihan lagi," kata Fung seperti dikutip Haloyouth.com dari Antara pada 31 Oktober 2021.

"Awalnya iya banyak persaingan. Dari awal saya anggap biasa tapi makin lama setelah usia saya bertambah, waktu itu 26 tahun, kalau saya di sini terus juga rasanya untuk bersaing sudah sulit. Saya gak pernah masuk dalam tim. Mungkin prestasi saya gak terlalu menonjol," Lanjut Fung.

Baca Juga: Punya Ikatan Keluarga dengan Mantan Ganda Putra Ranking 1 Dunia, Begini Kata Kevin Sanjaya

"Ada (rasa iri) tapi enggak sampai ngomong gimana-gimana. Ya mungkin meledaknya pas saya memutuskan mengundurkan diri pindah dari pelatnas ke Australia dan Taiwan (Taiwan)," ungkap Fung.

Mulanya, Fung mencoba bermain untuk timnas Australia. la sempat tampil di Swiss Open. Namun karena kesulitan mendapat sponsor, ia hanya bertahan sekitar empat bulan di sana.

Namun Kemudian Fung Permadi lantas mendapatkan tawaran bermain di Taiwan yang mana di sana ia lebih mudah mendapatkan sponsor.

Hal itu pun membuat Fung menjadi salah satu pebulutangkis Indonesia yang bermain membela negeri orang. Langkahnya itu diikuti oleh pebulu tangkis Mia Audina yang bermain di bawah bendera Belanda.

Baca Juga: Pelatih Asal Indonesia ini Cetak Lin Dan hingga Jadi Raja Bulutangkis Dunia, Berikut Fakta Menariknya

"Saya memang lebih banyak mewakili Taiwan. Awalnya hanya sebagai sparring. Lalu main di Korea Open, eh malah masuk final. Lalu saya diminta main terus (untuk Taiwan)," katanya.

Dia memenangkan sejumlah gelar internasional diantaranya Germany Open 1990, Canada Open 1990, U.S Open 1990, Swiss Open 1993, China Open 1996 dan masih banyak gelar bergengsi lainnya.

Pada gelaran Chinese Taipei Open 1999, Fung Permadi berhasil mengalahkan pemain tunggal putra terbaik Malaysia saat itu, Rashid Sidek di final dengan skor 16-17, 15-6 dan 15-7.

Pada usianya yang ke tiga puluh satu dia adalah runner-up dari China Sun Jun di Kejuaraan Dunia IBF 1999.

Kemudian Fung Fermadi kembali ke tanah air pada 2007 lalu dan di angkat menjadi manager PB. Djarum hingga saat ini.***

Editor: Rifqiyudin

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah