Network
HALOYOUTH - Indonesia tercatat memiliki delapan pasang ganda putra terbaik sepanjang masa.
Sebagai salah satu kekuatan bulutangkis didunia, para pemain tersebut sangat keren saat bertanding.
Untuk lebih jelasnya simak artikel simak artikel dibawah ini. Dikutip haloyouth.com dari kanal youtube Minton Warrior. Berikut adalah 5 pasangan ganda putra Indonesia terbaik sepanjang masa.
1. Christian Hadinata-Ade Chandra
Pada era 70-an pasangan Christian Hadinata-Ade Chandra begitu disegani.
Sejumlah turnamen bergengsi berhasil mereka sabet seperti juara berturut-turut pada All England 1972 dan 1973, Asian Games 1978 dan 1982.
Baca Juga: Live Badminton Korea Open 2022 Disiarkan di TV ini, Siap-siap Begadang Dukung Perjuangan Indonesia
Hingga terakhir pada tahun 1980, keduanya mampu menyabet gelar juara dunia. Mereka juga anggota tim juara Thomas Cup Indonesia tahun 1973 dan 1976.
Namun pada awalnya tahun 1980 kedua pasangan tersebut memutuskan berpisah.
Saat itu, Ade Chandra mulai meredup, berbeda dengan Christian Hadinata yang masih terus eksis hingga sekitar tahun 1984 bersama pasangan barunya kala itu yakni Icuk Sugiarto.
2. Tjun Tjun-Johan Wahyudi
Pasangan ganda putra Tjun Tjun-Johan Wahyudi, merupakan pesaing kuat Christian Hadinata-Ade Chandra.
Baca Juga: Sesumbar Juara Piala Thomas 2022, Aaron Chia: Saya Setuju Kami Kuat di Nomor Ganda
Kedua pasangan itu bisa dibilang sebagai pemegang kekuasaan Tribun juara di era 1970-an hingga 1980-an.
Prestasi Gemilang yang berhasil Tjun-Johan persembahkan untuk Indonesia, yakni juara 4 kali All England tahun 1974, 1975, 1977, dan 1980.
Pada tahun 2009, Tjun Tjun terpilih menjadi salah satu atlet badminton Hall Of Fame, membuktikan pamornya dalam sejarah bulutangkis dunia.
3. Eddy Hartono-Rudi Gunawan
Pada era 90-an, Eddy Hartono menjadi pasangan ganda terbaik Indonesia, sejajar dengan tiga ganda terbaik dunia saat itu.
Yakni Park Joo Bong-Kim Moon so (Korea Selatan), Tiang Bingyi-Li Yongbo (China), Razif Sidik-Jailani Sidek (Malaysia).
Eddy Hartono-Rudi Gunawan memperoleh medali perak olimpiade Barcelona 1992, setelah kalah dari pemain legendaris Korea Park Joo Bong-Kim Moon So di partai Puncak.
Di semi final Hartono Gunawan menaklukkan andalan Tiongkok Tiang Bingyi-Li Yongbo yang menjadi kandidat juara.
Tidak tanya medali perak olimpiade Barcelona saja, yang mampu diraih Eddy-Rudi keduanya pernah menjuarai Indonesia Open 1989 dan 1992 serta All England 1924.
Baca Juga: Mengejutkan Anthony Ginting Terhenti di Babak 32 Besar Korea Open 2022, Begini Komentar Netizen
4. Rexy Mainaky-Ricky Subagja
Setelah nama Eddy hartono-Rudy Gunawan bersinar, muncullah pasangan Rexy Mainaky-Ricky Subagja.
kedua pasangan asal Indonesia itu menjadi pesaing kuat ganda putra Dunia disepanjang tahun 90-an.
Setelah Eddy Hartono tak mampu merebut emas olimpiade Barcelona 1992, akhirnya lewat pasangan Rexy-Ricky emas pertama ganda putra di Olimpiade mampu dibawa pulang ke tanah air.
Difinal Rexy-Ricky menaklukkan wakil Malaysia Cheah Soon Kit-Yap Kin Hock, deretan gelar juara bergengsi pun mampu Rexy-Ricky persembahkan untuk Indonesia.
Seperti juara All England dua kali 1995 dan 1996, juara dunia 1995, juara Indonesian Open 1993 dan 1994, juara Asian Games 1995 dan lain sebagainya.
Baca Juga: Fajar-Rian Ngamuk di Korea Open 2022, Ganda Putra ini Jadi Korban, Kini Ambisi Tumbangkan Juniornya?
5. Candra Wijaya-Tony Gunawan
Diera 2000-an kekuatan ganda putra Indonesia, diteruskan oleh pasangan Candra Wijaya-Tony Gunawan.
Sayangnya, setelah keberhasilan Chandra-Tony di Olimpiade Sydney 2000, Tony memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan Amerika Serikat.
Meski demikian keduanya terhitung saling berpasangan walaupun sudah berbeda negara.
Setelah berpisah dengan Tony, Candra sering berpasangan dengan Sigit Budiarto dan prestasi keduanya pun tak bisa diragukan.
Beberapa turnamen internasional mampu mereka raih seperti, All England 2013, juara dunia 1997 dan beberapa gelar level Grand Prix.
Baca Juga: Butuh Kerja Keras, Shesar Hiren Rhustavito Melaju ke Babak 16 Besar Korea Open 2022
Itulah 5 ganda putra terbaik dunia sepanjang masa di Indonesia, dan masih banyak lagi.***
