HALOYOUTH - Gelaran Piala Dunia 2022 tinggal menghitung hari, namun Qatar selaku tuan rumah tuai banyak kritikan soal komunitas LGBTQ
Pasalnya, Qatar dalam gelaran Piala Dunia 2022 kali ini dinilai belum mampu memberikan jaminan bagi komunitas LGBTQ+.
Hal itu disampaikan oleh Anne Lieberman pendiri Koalisi Olahraga Hak Asasi Manusia LGBTIQ.
"Ini dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa orang-orang LGBTIQ, apa pun perannya, tidak akan dilindungi dari negara dan undang-undang anti-LGBTIQ yang represif, atau dari potensi risiko lain terhadap keselamatan mereka," kata Anne Lieberman dikutip haloyouth.com dari The Guardian pada Jumat, 9 September 2022.
Lebih lanjut, Lieberman mengatakan bahwa FIFA memiliki tanggungjawab untuk memastikan hak asasi manusia dapat dengan tepat dilakukan.
Terlebih lagi waktu penyelenggaraan even kejuaraan empat tahunan sekali itu semakin dekat.
Baca Juga: Kontroversi Piala Dunia 2022: Tuduhan Korupsi Hingga Kerja Paksa
"FIFA telah memiliki tanggung jawab sejak awal untuk memastikan uji tuntas hak asasi manusia yang tepat dilakukan, dan warisan positif untuk semua yang tersisa, dan sekarang kita kurang dari 150 hari masih berjuang untuk jaminan keamanan dasar," ujarnya menambahkan.