Network
HALOYOUTH.COM-Di sebagian besar pelosok wilayah Indonesia, kita akan sering menjumpai berbagai tradisi yang masih dilestarikan. Tidak terkecuali di kota Cilegon yang sudah semakin padat dengan aktifitas-aktifitas modern.
Kegiatan-kegiatan kebudayaan akan semakin tergerus, mengingat kondisi masyarakat yang semakin kompleks. Namun, beberapa kelompok masyarakat masih begitu konsisten merawat tradisi yang semakin ditinggalkan.
Salah satu tradisi di kota Cilegon yang masih lestari hingga sekarang misalnya tradisi Rudat. Kita akan menjumpai tradisi ini ketika sebuah resepsi pernikahan di kampung-kampung sedang diselenggarakan.
Baca Juga: Bisa Buat Obat Menurunkan Tekanan Darah! Inilah 5 Manfaat Jus Belimbing Wuluh bagi Kesehatan
Jika menilik sejarah, Rudat merupakan sejenis seni tradisional yang semula tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren. Tradisi Rudat biasa juga dikenal dengan sebuah kesenian yang berisi paduan gerak dan vokal diiringi tabuhan ritmis dari sejenis terbang (rebana).
Syair-syair yang dinyayikan mengandung puji-pujian yang mengagungkan Allah Swt. dan shalawat Rasul. Makna puji-pujian tersebut bertujuan untuk lebih menebalkan iman masyarakat terhadap agama Islam dan keagungan Allah.
Pada mulanya, kesenian ini merupakan pertunjukan untuk menyebarkan agama Islam yang dilakukan pada hari-hari besar Islam. Kesenian ini dipersembahkan untuk mendidik masyarakat supaya menjadi manusia bermoral tinggi dengan landasan agama Islam.
Pada perkembangannya, seni pertunjukan ini dijadikan sebaga sarana hiburan di lingkungan pesantren, tampil pada upacara perkawinan atau khitan. Serta sebagai media dakwah dalam penyebaran agama Islam di Cilegon dan daerah-daerah lainnya di Banten.
