Terjebak Pernikahan Tidak Sehat? Ini Saran Psikolog Keluarga, Rosalina Verauli

- 6 Januari 2022, 18:22 WIB
Rosalina Verauli, Psikolog Keluarga/Instagram/@verauli.id/
Rosalina Verauli, Psikolog Keluarga/Instagram/@verauli.id/ /

HALOYOUTH – Memiliki pernikahan yang langgeng dan rumah tangga yang harmonis merupakan dambaan semua orang.

Namun, pada kenyataannya setiap orang selalu memiliki permasalahan dalam pernikahan, dan itu merupakan hal yang lumrah terjadi.

Permasalahan dalam pernikahan pun beragam sebagaimana yang dijelaskan oleh Rosalina Verauli seorang psikolog keluarga pada akun youtube pribadinya yang tayang pada 7 Juli 2021.

Dalam tayangan tersebut tampak dirinya membacakan pertanyaan dari beberapa orang yang memtuskan untuk berkonsultasi padanya.

Pada beberapa klien ada yang memiliki permasalahan terkait KDRT, memiliki orang ketiga, hingga tidak tinggal serumah.

Baca Juga: 5 Arti Mimpi Dikasih Baju Menurut Psikolog, Primbon Jawa dan Menurut Islam

Ada juga yang merasa sendiri, ingin berpisah, sampai mendapatai pasangan sedang menjalin hubungan dengan orang lain, dan sulit melupakan serta memaafkan masalah perselingkuhan dimasa lalu.

Psikolog Keluarga Rosalina Verauli mengatakan bahwa khasus-khasus tersebut sering terjadi.

“Banyak orang terjebak dalam pernikahan bersama pasangan yang melakukan KDRT, abusive, selingkuh, tidak menjalankan perannya, hingga berprilaku buruk,” kata Rosalina Verauli.

Namun seringkali wanita masih mengalami kebingungan untuk menentukan apakah mereka harus bertahan dalam pernikahan tersebut atau tidak, kapan sebaiknya mengakhir.

Baca Juga: Ternyata Bukan Cinta, Inilah Pondasi Utama Pernikahan Menurut Para Ulama

Banyak orang yang memilih bertahan dalam pernikahan yang toxic, bertahan dalam relasi yang mendzalimi diri seolah-olah memiliki anggapan bahwa diri sendiri tidak layak mendapat kehidupan dan pilihan yang lebih baik.

“Seolah-olah saya tidak punya kekuatan nih untuk mengubah garis hidup saya menjadi lebih baik. Bahkan khawatir jika kelak akan disalahkan oleh anak, oleh lingkungan,” jelas Rosalina Verauli.

Rosalina Verauli mengingatkan bahwa kehidupan yang layak diterima itu ditentukan oleh diri sendiri dan menumbuhkan anggapan bahwa diri sendiri layak mempunyai kehidupan yang lebih baik, mempunyai pasangan yang menghargai, dan berada di lingkungan yang tepat.

Kemudian kenapa masih ada seseorang yang tidak memiliki anggapan seperti itu, Rosalina Verauli merasa khawatir justru penghayatan itu timbul pada masa kanak-kanak.

Baca Juga: Ingin Pernikahan yang Bahagia? Inilah 5 Hal Tentang Kamar Tidur Yang Harus Anda Perhatikan Menurut Feng Shui

Baik dan buruknya penghayatan diri seseorang terhadap dirinya sangat ditentukan oleh orang-orang disekitarnya, karena pada saat kecil anak-anak tidak memiliki saringan yang mampu mencegah kata-kata buruk yang dihujamkan pada mereka. Sehingga tidak menutup kemungkinan penghayatan itu tumbuh hingga dewasa.

“Bayangkan ketika ini terjadi sampai dewasa, mereka tidak mampu membela diri, dan menganggap normal perlakuan yang buruk. Betul jika dalam pernikahan, perceraian merupakan pilihan terkakhir yang sangat tidak dianjurkan,” tambah Rosalina Verauli.

Namun, dirinya mengingatkan ketika dampaknya sudah mendzalami diri sendiri, lebih banyak keburukannya.

Setiap orang layak untuk memilih opsi yang lebih baik, untuk menjadi versi terbaik, mendapat dukungan bahwa mampu dan bisa dari diri sendiri.

Baca Juga: Bikin Haru! Sang Ayah Dekorasi Sendiri untuk Pernikahan Putrinya, Viral di Media Sosial

Menyadari bahwa sejak kecil sampai saat ini sejatinya sudah menjadi individu yang terus berkembang. Melewati semua masa dengan baik adalah tanda adanya kemapuan dalam diri.

Menurut Rosalina Verauli perpisahan menjadi opsi terbaik bila penghargaan diri menjadi semakin negatif, semakin merasa tidak berdaya, dan menjauhkan hubungan dengan orang sekitar bahkan dengan Tuhan. Menurutnya, semua orang layak mendapatkan semua yang terbaik.***

Editor: Muhammad Jejen

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah