Mark David Chapman, Sosok Pembunuh John Lenon yang Terobsesi Karakter Novel

9 Desember 2021, 14:49 WIB
Mark David Chapman, Sosok Pembunuh John Lenon yang Terobsesi Karakter Novel /https://Istockphoto.com/

HALOYOUTH – Dunia musik international dikejutkan dengan kabar meninggalnya seorang penyanyi dan anggota band The Beatles John Lennon, kejadian itu terjadi pada tanggal 8 Desember 1980 di New York.

Saat Kejadian John Lennon tengah memasuki gedung apartemen mewahnya di Manhattan, lalu tiba-tiba muncul sosok bernama Mark David Chapman yang langsung menembaknya dengan revolver sebanyak empat kali.

Empat kali tembakan revolver kaliber 38 dari jarak dekat terang saja membuat Lennon bercucuran darah, dia kemudian dilarikan ke rumah sakit tetapi nyawanya tak sempat tertolong karena keburu meninggal dalam perjalanan.

John Lennon meninggal dunia dengan meninggalkan seorang istri dan anak, ia merupakan penyanyi yang populer di masa 1960-an dan seorang penyanyi solo yang gencar menyuarakan perdamaian.

Baca Juga: Kento Momota Mundur Ikuti Indonesia, Ini Daftar Atlet Top Dunia yang Mundur dari Kejuaraan Dunia 2021

Pelaku penembakan Mark David Chapman adalah seorang pria Amerika kelahiran 10 Mei 1955 di Fort Work, Texas, AS.

Ia merupakan penggemar John Lennon, yang malah sehari sebelum peristiwa mematikan itu, Chapman sempat meminta dan menerima tanda tangan dari Lennon.

Chapman saat ini namanya dikenal sebagai penjahat Amerika, dirinya menerima hukuman 20 tahun seumur hidup dan berulang kali pembebasan bersyaratnya ditolak.

Chapman dibesarkan di Decatur, Georgia. Saat ini berusia 66 tahun dan masih menjalani hukuman atas apa yang telah diperbuatnya dimasa lalu.

Baca Juga: Ribka Sugiarto Marah Besar Pada Rian Ardianto, Warganet Ramai Sebut Manja Banget!

Ia seperti remaja pada umumnya, terobsesi dengan The Beatles, terutama Lennon. Mengenai motif apa yang mempengaruhi tindakanya melakukan penembakan terhadap John Lennon rupa-rupanya Chapman karena terobsesi dari sebuah cerita Novel.

Chapman terpaku pada novel JD Salinger “The Catcher in the Rye” yang dengan dorongan ketidakwarasanya ia mulai mengidentifikasi dirinya dengan karakter Holden Caulfield, yang merupakan karakter utama dalam novel itu.

Dia kemudian membuat daftar orang-orang yang akan dirinya bunuh, termasuk Johnny Carson, Elizabeth Taylor dan juga Lennon. 

Chapman menganggap personil The Beatles itu sebagai sosok penuh kepalsuan, dimana karakter Salinger, Caulfield sangat membenci sikap itu.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru! Temukan Cinta dan Pererat Hubungan Asmaramu Berdasarkan Tips dari Feng Shui

Chapman juga menganggap kalau apa yang dia lakukan akan membuatnya terkenal dari sesuatu yang bukan siapa-siapa.

Oktober 1980 Chapman berhenti dari pekerjaanya dan tak lama kemudian ia membeli sebuah senjata, kemudian ia terbang ke New York City tapi kemudian berubah pikiran untuk membunuh personil The Beatles itu dan kembali ke Hawaii pada bulan November.

Dia kembali ke New York pada tanggal 6 Desember yang dua hari kemudian ia menunggu di luar kediaman Lennon di gedung apartemen Dakota.

Sore hari ia bertemu Lennon dan memintanya untuk menandatangani salinan album Double Fantasy. Dan malam itu, Lennon dan istrinya, Yoko Ono, kembali ke rumah dan Chapman menembaknya dari belakang.

Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Pemandangan yang Kamu Suka, Temukan Bagaimana Perasaan Orang Lain Tentangmu

Lennon memang dianggap sebagai sosok “Beatle intelektual” ia merupakan pribadi yang dianggap blak-blakan dari keempat rekanya di The Beatles. Ia juga cukup dikenal dengan sosok yang kontroversi. 

Selain itu Lennon juga adalah seorang aktifis anti perang dan juga bermain-main dengan komunisme seperti dalam lirik hits solonya “Imagine” yang direkam setelah The Beatles bubar pada tahun 1970.

Tahun 1975 Lennon keluar dari industri musik dan menghabiskan waktunya bersama istrinya yang berasal dari Jepang, Yoko Ono dan puta mereka, Sean.

Tahun 1980 ia membuat comeback dengan Double Fantasy, album yang diakuinya sebagai sebuah bentuk merayakan cintanya pada Yoko dan menampilkan lagu-lagu yang ditulis olehnya.

Baca Juga: Akibat Indonesia Mundur, Penakluk Marcus-Kevin ini Diuntungkan, Begini Kata Hoki-Kobayashi?

Namun pada tanggal 8 Desember 1980 kehidupan rumah tangga damai mereka di Upper West Side New York hancur oleh Mark David Chapman yang pada saat itu pelaku baru berusia 25 Tahun.

Psikiater menganggap Chapman sebagai “psikotik ambang”.Dia diintruksikan untuk mengaku gila, tapi juga dia mengaku bersalah atas apa yang sudah dilakukanya.***

Editor: Adi Riyadi

Tags

Terkini

Terpopuler