Sinopsis Film LAFRAN: Kisah Pendiri HMI Tahun 1947 yang Ingin Mahasiswa Melek Islam Bergerak Independent

16 Juni 2024, 08:54 WIB
poster film lafran film bioskop terbaru tayang 20 juni 2024 /instagram / @filmlafran/

HALOYOUTH - Berikut ini sinopsis film Lafran yang mengisahkan seorang pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tahun 1947 yang ingin mahasiswa melek Islam dan begerak independent.

Supaya kamu tidak penasaran sebelum nonton filmnya yuk, baca terlebih dahulu sinopsis film Lafran yang mengisahkan seorang pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tahun 1947 yang ingin mahasiswa melek Islam dan begerak independent.

Untuk diketahui, film Lafran menyoroti perjalanan hidup Lafran Pane (diperankan oleh Dimas Anggara), seorang tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang dikenal sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Berlatarkan tahun 1947, film ini membawa penonton kembali ke masa-masa perjuangan awal kemerdekaan Indonesia, di mana semangat perubahan dan nasionalisme membara di kalangan mahasiswa.

Lafran Pane melihat adanya kebutuhan mendesak untuk membentuk wadah bagi mahasiswa Islam agar mereka dapat berperan aktif dalam pembangunan bangsa.

Baca Juga: Sinopsis Film Bangsal Isolasi, Kisah Jurnalis Merekayasa Dirinya Narapidana Demi Mengungkap Kematian Sang Adik

Ia merasakan bahwa mahasiswa Islam harus melek agama, memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam, dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Keinginan inilah yang mendorong Lafran mendirikan HMI.

Pendiriannya didasari oleh keprihatinan Lafran terhadap situasi saat itu. Ia menyadari bahwa mahasiswa Islam seringkali tidak memiliki platform yang kuat untuk menyuarakan aspirasi mereka.

Lafran ingin mahasiswa Islam tidak hanya melek agama, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan politik yang tinggi. Dengan demikian, mereka bisa berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan negara yang baru merdeka ini.

Lafran juga menekankan pentingnya independensi dalam gerakan mahasiswa. Dalam film ini, digambarkan bagaimana Lafran berusaha keras untuk menjaga HMI tetap netral dan tidak terafiliasi dengan partai politik manapun.

Ia percaya bahwa hanya dengan bersikap independen, HMI bisa menjaga integritas dan fokus pada tujuan utamanya: membina mahasiswa Islam yang berkarakter dan berdaya saing tinggi.

Selain fokus pada perjuangan pendirian HMI, film ini juga menampilkan perjalanan pribadi Lafran. Dimas Anggara dengan apik memerankan sosok Lafran yang penuh semangat namun tetap rendah hati.

Baca Juga: SINOPSIS FILM CHANDU CHAMPION Tayang 14 Juni 2024, Kisah Pria Memiliki Semangat Tak Pernah Padam

Kita diajak untuk menyelami kehidupan pribadinya, termasuk tantangan-tantangan yang ia hadapi dalam memperjuangkan visinya.

Salah satu aspek menarik dari film ini adalah penggambaran hubungan Lafran dengan rekan-rekannya.

Para mahasiswa lain yang bergabung dengannya juga diperlihatkan memiliki latar belakang dan motivasi yang beragam, namun bersatu dalam tujuan yang sama.

Dinamika ini memberikan warna tersendiri dalam alur cerita dan menunjukkan bahwa keberhasilan HMI tidak lepas dari kerjasama dan solidaritas di antara anggotanya.

Selain itu, film ini juga menyoroti interaksi Lafran dengan tokoh-tokoh penting pada masa itu. Melalui dialog-dialog yang kuat dan inspiratif, kita bisa merasakan semangat kebangsaan dan religiusitas yang menggerakkan para pemuda Islam.

Pertemuan dan diskusi yang terjadi memberikan gambaran bagaimana ide-ide besar seringkali muncul dari percakapan sederhana namun bermakna.

Penggambaran suasana Indonesia pada tahun 1947 juga dihadirkan dengan detail dan autentik. Penonton diajak untuk merasakan kondisi sosial-politik yang penuh gejolak dan semangat perjuangan yang melanda seluruh negeri.

Setiap adegan memperlihatkan betapa sulitnya perjuangan di masa-masa awal kemerdekaan, namun penuh dengan harapan dan cita-cita yang tinggi.

Salah satu momen puncak dalam film ini adalah ketika HMI berhasil didirikan dan diresmikan. Adegan ini menggambarkan betapa besar pengorbanan dan usaha yang dilakukan oleh Lafran dan rekan-rekannya.

Penonton dapat merasakan euforia dan kebanggaan yang mereka rasakan atas pencapaian tersebut, yang merupakan buah dari kerja keras dan ketekunan mereka.

Film Lafran tidak hanya berfokus pada masa lalu, tetapi juga memberikan pesan yang relevan untuk generasi muda saat ini.

Semangat Lafran dalam memperjuangkan pendidikan, kemandirian, dan kepedulian sosial adalah nilai-nilai yang tetap penting dalam konteks zaman modern.

Film ini menginspirasi penonton untuk terus berjuang demi kebaikan dan kemajuan, baik dalam skala kecil maupun besar.

Secara keseluruhan, Lafran adalah film yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan, keagamaan, dan kebangsaan.

Melalui narasi yang kuat dan karakter yang mendalam, film ini berhasil menghidupkan kembali semangat seorang tokoh yang mungkin kurang dikenal oleh generasi saat ini, namun memiliki kontribusi besar dalam sejarah Indonesia.

Penampilan Dimas Anggara sebagai Lafran Pane memberikan nyawa pada tokoh ini, membuat penonton dapat merasakan perjuangan dan dedikasinya.

Film ini adalah penghormatan yang layak bagi Lafran Pane dan semua mahasiswa Islam yang telah berjuang demi tegaknya Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Lafran bukan hanya sebuah film sejarah, tetapi juga sebuah inspirasi untuk terus berjuang dan berkarya demi kebaikan bersama.

Demikian sinopsis film Lafran yang mengisahkan seorang pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tahun 1947 yang ingin mahasiswa melek Islam dan begerak independent.***

Editor: Adi Riyadi

Tags

Terkini

Terpopuler