Network
HALOYOUTH- Ramadhan tahun 2021 ini menjadi momen puasa kedua bagi Deddy Corbuzier yang memutuskan untuk memeluk islam sejak beberapa tahun lalu.
Tahun kedua Ramadhan ini Deddy harus menjalani Ramadhan ditengah pandemi corona yang tak kunjung berahkir di tanah air bahkan Dunia.
Namun, momen puasa kali ini Deddy tampak harus menjalani dengan kesendirian karena hingga kini Deddy tak kunjung memiliki istri setelah memutuskan bercerai dari Kalina Ocktaranny.
Kisah Asmara Deddy yang sempat dikabarkan dekat dengan Sabrina Chairunnisa menjadi sorotan publik.
Baca Juga: Pesinetron Enzy Storia Geram Foto Dirinya Diedit Jadi Bahan Fantasi, Netizen Bilang Begini
Bukan tanpa alasan, karena keduanya telah menjalin asmara cukup lama hingga 7 tahun.
Meski terpaut usia cukup jauh yakni 16 tahun siapa sangka justru jalinan asmara mereka nampak adem ayem jauh dari kabar buruk.
Sebab itu, tak heran bila publik bertanya-tanya kapan kedua sejoli itu bakal melangsungkan pernikahan
Atas kondisi itu, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah mempertanyakan kesendirian Deddy saat menjalani ibadah Ramadhan.
Baca Juga: Usai Tersandung Kasus Video Syur 19 Detik, Nobu Ungkapkan Dirinya Ingin Bertemu Empat Mata dengan Gisel
"Kalau bulan puasa lu masih menjomblo. Pertanyaan gw sederhana? Yang bangunin lu sahur siapa?," sebut Gus Miftah sebagaimana dikutip Haloyouth.pikiran rakyat.com dari kanal Youtube Deddy Corbuzier yang diunggah pada Kamis 6 Mei 2021.
Tak cukup disitu, ulama Nyentrik ini memandang paling tidak ada yang membangunkan sahur Deddy adalah satpam komplek.
"Petasan sama satpam komplek, sahur- sahuur." tawa Gus Miftah.
Dilain hal, Deddy mempertanyakan apabila satpam komplek berteriak kencang mebangunkan sahur berpotensi mengganggu orang lain karena tidak semua dikomplek memeluk agama Islam.
Baca Juga: Usai Mengaku Hamil, Lucinta Luna Kini Mengalami Sakit Perut dan Muntah-muntah
Menjawab pertanyaa Deddy, sontak Gus Miftah mengatakan bahwa budaya membangunkan sahur muslim di Indonesia suatu keniscayaan yang jarang ditemukan di negara-negara lain.
"Inilah karakteristik dan kekhasan puasa Ramadhan di Indonesia yang barangkali di negara lain enggak akan pernah dijumpai seperti orang keliling kampung, pakai bedug, bahkan kalau di Jakarta ondel ondel keluar membangun orang sahur itu hanya terjadi di Indonesia," ungkapnya.
"Artinya inilah muslim indoneisa yang berbeda dengan mulsim di negara lain," paparnya.
Meski begitu, Gus Miftah menganggap bahwa budaya yang tertanam di bulan Ramadhan perlu disesuikan agar tidak mengganggu lingkungan.
Baca Juga: Iis Dahlia Soroti Perubahan Fisik Nisa dan Ayus, Nisa Sabyan: Puasa Mama Iis
"Kan biasanya kalau Ramadhan itu masjid masjid yang tadinya tidak ada tadrus Qur'an, saat Ramadhan habis taraweh orang ngaji dispeker, saya bilang itu bagus. Tapi lebih bagus lagi kalau tidak harus membuat kebisingan di masyarakat," katanya.
"Caranya gimana? Tidak harus kemudian jam 12 malam kita tadrus pakai speaker. Kalau toh ingin menghidupkan malam malam Ramadhan cukup pakai speker dalam, ngapain harus pakai spekaer yang atas bising," sambungnyan
Artinya, dikatakan Gus Miftah ketika umat muslim ingin berbuat sholeh tetapi menganggu orang lain itu bukan amal shaleh.
"Amal shaleh itu adalah ketika kita melakukan dengan nyaman dan orang lain tidak terganggu," katanya.
Untuk itu, Gus Miftah mengimbau bila disuatu lingkungan banyak agama dan lingungan itu tidak menerima jangan berlebih-lebihan, tapi kalau lingkungan menerimanya silahkan lakukan dengan baik.
"Ketika kita berpuasa jangan sampai membuat lingkungan kita terganggu," pungkasnya.***
