Network
HALOYOUTH - Masjid Al-Aqsa, sebuah bangunan bersejarah yang terletak di Kota Tua Yerusalem, memiliki signifikansi yang sangat dalam bagi umat Islam dan Yahudi.
Film dokumenter "Jerusalem: Dividing Al-Aqsa" mengeksplorasi sejarah kompleks ini dan menggambarkan pentingnya masjid tersebut dalam konteks agama dan politik.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai isi dari film tersebut serta memberikan wawasan tentang pentingnya Masjid Al-Aqsa bagi kedua komunitas agama.
Masjid Al-Aqsa, yang sering disebut sebagai Al-Haram Al-Sharif, adalah salah satu situs paling suci dalam Islam. Dikatakan bahwa dari sinilah Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam (Isra' Mi'raj) ke langit ketujuh.
Sejarah masjid ini dapat ditelusuri kembali ke zaman awal Islam, ketika Khalifah Umar bin Khattab menaklukkan Yerusalem dan membangun masjid pertama di lokasi ini pada tahun 637 Masehi.
Bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa adalah tempat ketiga paling suci setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Selain itu, situs ini juga menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum dipindahkan ke Ka'bah di Mekah. Perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad menambah dimensi spiritual yang mendalam pada tempat ini, menjadikannya tujuan ziarah dan pusat ibadah penting.
Di sisi lain, bagi umat Yahudi, situs ini dikenal sebagai Temple Mount atau Har HaBayit, tempat di mana Kuil Pertama dan Kuil Kedua pernah berdiri. Menurut tradisi Yahudi, Kuil Pertama dibangun oleh Raja Salomo dan dihancurkan oleh bangsa Babilonia, sementara Kuil Kedua dibangun kembali dan kemudian dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 Masehi. Keberadaan dua kuil ini membuat situs ini menjadi pusat kerohanian dan sejarah yang sangat penting bagi komunitas Yahudi.
