Sebelum Menyesal, Cari Tahu Kultur Kuliah di Amerika Serikat dan Asia Yuk!

10 Juni 2021, 16:37 WIB
Ilustrasi kampus /Pixabay/Nicolayhg

HALOYOUTH - Menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat dan Asia merupakan mimpi dan tantangan besar bagi mahasiswa.

Namun, hal ini bisa menjadi momen untuk melatih kemandirian dan mengasah kemampuan berbahasa asing misalnya bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.

Sebelum memutuskan kuliah di luar negeri, para calon mahasiswa harus mencari informasi sebanyak mungkin tentang negara yang akan menjadi tempatnya menimba ilmu.

Baca Juga: Curhatan Calon Jemaah Haji Menunggu 10 Tahun Hingga Sakit-sakitan : Udah Kecewa Satu Kali Sekarang Kecewa Lagi

Berikut ini beberapa perbedaan kultur perkuliahan antara AS dan Asia.

Dosen di AS rata-rata sangat ramah dan terbuka. Terbiasa dipanggil nama tanpa embel-embel gelar kehormatan.

Uniknya, dosen tidak pernah membuat daftar hadir mahasiswa secara khusus tapi selalu menghargai waktu.

Baca Juga: H-16 Skinny Indonesia 24, Andovi da Lopez dan Jovial da Lopez dapat Momen Bagus Bersama Bapak Joko Widodo

Sedangkan, dosen di Asia sangat dihargai karena memang menjunjung tinggi budaya timur untuk hal kesopanan dan adat.

Di negara-negara Asia profesi pengajar dipandang prestisius dan sangat dihargai.

Selain dosen, kondisi kelas perkuliahan di AS selalu aktif bertanya dan menjawab, interaktif dan bebas memilih kelas yang diinginkan walaupun beda jurusan atau fakultas.

Setiap kelas diisi dengan jumlah mahasiswa rata-rata 10-30 orang. Ini jumlah yang cukup ideal untuk belajar di kelas.

Baca Juga: Mengenal Butterfly Hug dari Drama Korea 'Its Okay to Not be Okay'

Lalu perkuliahan di Asia biasanya menggunakan komunikasi satu arah, yaitu dosen menjelaskan dan mahasiswa hanya menyimak.

Kelas yang diambil juga biasanya sesuai dengan jurusan yang dipilih.

Sebelum memilih AS sebagai tempat kuliah, harus mengetahui bahwa para penduduknya cukup terkenal dengan sikap individualis.

Namun, mereka sangat menghargai perbedaan yang ada.

Baca Juga: Empat Peristiwa Penting yang Terjadi Pada 10 Juni, Salah Satunya Peresmian Jembatan Suramadu

Di Asia banyak perkuliahan master, khususnya Asia Timur yang berbasis riset (Master by Research).

Mereka kebanyakan menghabiskan waktu di lab, kemudian hal ini bisa menyebabkan pertemuan dengan orang banyak dan bisa menemukan teman akrab untuk melakukan kegiatan bersama.

Sistem perkuliahan di AS menggunakan semester credit hours. Biasanya mahasiswa disarankan mengambil 12-15 credit hours persemester.

Baca Juga: Kode Redem Mobile Legends Bang Bang 10 Juni 2020, Buruan Sebelum Kehabisan

Sedangkan di Asia sistem perkuliahannya berbeda-beda setiap negara.

Misalnya di Korea Selatan, untuk menempuh program magister membutuhkan 24 kredit dan wajib menulis tesis serta lulus dari ujian komprehensif.

Semoga beberapa informasi tersebut bisa mengatasi kebimbangan para calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke AS atau Asia.***

Editor: Nahrul Muhilmi

Sumber: Instagram @kobieducation

Tags

Terkini

Terpopuler