3 Gaya Hidup Ini Bikin Lemak AUTO Hilang dan Tubuh Menjadi Ideal dan Fit 

28 Oktober 2023, 15:52 WIB
Ilustrasi Olahraga Kardio /Pixabay: @Janeb13

HALOYOUTH - Gaya hidup tidak sehat adalah pola aktifitas sehari-hari yang mampu menurunkan status kesehatan dan dapat mendatangkan penyakit bagi kita. Sedangkan gaya hidup sehat adalah pola aktifitas yang mampu untuk menjaga kesehatan dan juga menghindarkan dari hal-hal yang bisa mendatangkan penyakit bagi kita. Menjaga asupan makanan dan aktivitas fisik merupakan fondasi untuk memiliki tubuh yang sehat. Sayangnya, masih banyak orang yang tak tergerak meluangkan waktu untuk melakukannya.

Gaya hidup tidak sehat akan berdampak pada kesehatan tubuh kita seperti Sindrome Metabolik. Ini adalah sekelompok kondisi yang meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Sindrome Metabolik mencakup tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh, dan kadar kolesterol yang tidak normal.

Kadar kolesterol yang tinggi dapat memicu timbulnya penyakit Dislipidemia. Penyakit ini terjadi karena kolesterol atau lemak (lipid) yang tidak normal di dalam tubuh. Dislipidemia meningkatkan kemungkinan penyumbatan arteri (aterosklerosis) dan serangan jantung, stroke, atau masalah sirkulasi darah lainnya terutama pada perokok. Pada orang dewasa, ini sering berhubungan dengan obesitas, diet yang tidak sehat dan kurang olahraga. Dislipidemia berakibat fatal, bahkan kematian.

Baca Juga: Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan Menurut dr. Zaidul Akbar, Penyakit Hengkang Dari Tubuh, Ini Penjelasannya

3 Gaya Hidup yang Bikin Lemak Auto Hilang dan Otot Berkembang

1. POLA MAKAN

Menerapkan pola makan sehat menjadi salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Adapun, pola makan sehat adalah aturan hidup sehat dalam mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan gizi harian. Asupannya bervariasi, tergantung pada usia, jenis kelamin, gaya hidup, kegiatan, dan tempat tinggal.

Berkaitan dengan jumlah nutrisinya, kamu dan keluarga bisa mendiskusikannya langsung dengan dokter spesialis gizi. Dengan begitu, kamu dapat mengetahui program dan langkah penanganan gizi yang tepat, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu.

1. Selipkan sayuran dalam menu makan

Sayuran kaya akan serat dan vitamin yang baik untuk tubuh. 

Idealnya, kamu perlu mengonsumsi 5 porsi sayuran dan buah setiap harinya. Sayangnya, tak sedikit orang yang merasa keberatan untuk mengonsumsi sayur dalam jumlah banyak. Padahal, ada cara yang bisa kamu lakukan untuk menyiasati hal ini.

Misalnya, mengganti pasta dengan zucchini iris tipis panjang atau giling kembang kol dalam food processor sampai terlihat seperti nasi. Cara ini bertujuan untuk menambah nutrisi dan memangkas jumlah kalori tetapi, tetap mengenyangkan.

2. Pilih makanan tinggi protein

Pilihlah jenis makanan tinggi protein. Nutrisi ini bisa membuat kamu merasa kenyang lebih lama ketimbang karbohidrat. Rekomendasi makanan sehat yang bisa menjadi pilihan yaitu telur rebus, Greek yoghurt, kacang-kacangan, atau dada ayam tanpa kulit, Brokoli dll

3. Pola makan sehat juga memenuhi cairan tubuh

Pola makan sehat juga tidak lepas dari memenuhi asupan cairan harian tubuh. Hal ini akan membantu tubuh terhindar dari dehidrasi. Namun, perlu kamu ketahui kalau setiap orang memiliki kebutuhan cairan tubuh yang tidak sama sesuai dengan berat badan. 

Tidak hanya melindungi tubuh dari dehidrasi, memenuhi kebutuhan cairan tubuh juga dapat mendukung kerja organ menjadi lebih optimal. Bahkan, minum air putih yang cukup juga membantu meningkatkan konsentrasi dan energi untuk tubuh beraktivitas.

2. POLA OLAHRAGA

Selain menjalankan pola makan, mendapatkan berat badan ideal juga bisa dengan rajin berolahraga. Latihan kardio dan angkat beban sering dipilih karena dipercaya bisa memberikan efek lebih optimal. Namun, menurut FitPeople mana yang lebih cepat olahraga kardio atau angkat beban untuk menurunkan berat badan? Simak penjelasannya lengkapnya di bawah ini.

Perbedaan Angkat Beban dan Kardio

Latihan kardio dan angkat beban merupakan dua jenis olahraga yang berbeda dalam intensitas, durasi, dan kelompok otot yang digunakan.

Perbedaan Angkat Beban dan Kardio

Latihan kardio dan angkat beban merupakan dua jenis olahraga yang berbeda dalam intensitas, durasi, dan kelompok otot yang digunakan.

Kardio masuk kategori olahraga aerobik. Menurut American College of Sports Medicine (ACSM), jenis latihan tersebut menggunakan kelompok otot besar, cenderung dilakukan berirama dan terus-menerus. Contoh olahraga yang masuk kategori kardio adalah bersepeda, senam, joging, dan berenang.

Sedangkan angkat beban adalah olahraga anaerobik yang melibatkan aktivitas fisik lebih intens, namun dilakukan dalam waktu relatif singkat. Latihan jenis ini memanfaatkan energi dari otot yang berkontraksi daripada mengandalkan oksigen yang dihirup. Latihan kekuatan seperti angkat beban membantu orang-orang untuk mendapatkan massa otot lebih baik dan mempercepat proses metabolisme.

Kelebihan dan Kekurangan Angkat Beban dan Kardio

Satu yang menjadi pertanyaan besar, lebih efektif mana angkat beban atau kardio dalam menurunkan berat badan?

Latihan Angkat Beban

Meski latihan angkat beban tidak membakar kalori lebih banyak ketimbang kardio, namun ada manfaat lain yang bisa kamu dapatkan. Latihan angkat beban lebih efektif untuk membangun massa otot yang mempengaruhi laju metabolik istirahat.

Laju metabolik istirahat adalah kondisi ketika tubuh membakar energi ketika sedang beristirahat total. Hal tersebut juga berdampak positif pada proses pembakaran kalori dan lemak, meski tidak sebesar kardio.

Proses pembakaran kalori tidak hanya berlangsung saat sedang menjalankan latihan angkat beban, namun juga setelahnya. Ini tentu berbeda dengan olahraga kardio yang proses pembakaran kalorinya hanya berlangsung selama latihan saja.

Latihan Kardio

Secara umum, jika dibandingkan dengan angkat beban, tubuh akan membakar lebih banyak kalori saat melakukan olahraga kardio. Meski, ini tergantung dari seberapa intens latihan yang kamu lakukan. Ukuran dan berat badan juga cukup berpengaruh.

Menurut sebuah riset, melakukan olahraga kardio seperti jogging selama 30 menit dengan kecepatan sedang dapat membakar 250 kalori. Jika kecepatannya ditambah menjadi 10 km/jam dalam waktu yang sama, jumlah pembakaran bisa meningkat hingga 365 kalori.

Mana yang lebih efektif?

Berbicara soal mana yang lebih baik antara latihan kardio vs angkat beban, semua tergantung dari tujuanmu dalam melakukannya. 

Olahraga kardio merupakan jenis latihan yang paling umum dipilih untuk membantu menurunkan berat badan karena aktivitas ini sangat efektif membakar lemak. Itu karena latihan kardio sendiri adalah latihan untuk meningkatkan detak jantung.

Bila otot jantung kuat, maka pembuluh darah dapat mengalirkan darah lebih banyak dan lebih cepat sehingga dapat mengalirkan oksigen lebih banyak ke dalam sel-sel otot. Hal ini memungkinkan sel untuk membakar lemak lebih banyak selama olahraga dan saat istirahat.

Bagaimana dengan latihan angkat beban? Angkat beban akan meningkatkan kalori yang terbakar. Karena setelah kamu menjalani latihan, otot akan membutuhkan banyak energi untuk memperbaiki seratnya.

Penelitian lain dari Harvard menemukan bahwa pria yang rutin melakukan angkat beban setidaknya 20 menit per hari bisa lebih menjaga kelebihan lemak perut dibandingkan dengan mereka yang hanya melakukan olahraga kardio. Sementara itu, kardio saja tidak cukup untuk memangkas timbunan lemak perut.

Meski begitu, untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak, kamu bisa memadukan kedua latihan tersebut secara bergantian. Saran dari ACMS, lakukan latihan tersebut dengan total durasi setidaknya 150 menit dalam satu minggu agar hasil yang didapat bisa lebih optimal. 

3. POLA ISTIRAHAT

Profesor ahli ilmu olahraga Michele Olson dari Auburn University Montgomery mengatakan proses pemulihan dan pembentukkan otot tersebut terjadi ketika seseorang tidur.

Oleh karena itu anda harus istirahat dan membiarkan otot-otot Anda makan antara jadwal olahraga. Bila tidak Anda hanya akan semakin merobek otot-otot membuatnya menjadi semakin lemah.

Sebuah penelitian dalam Journal of Strength and Conditioning Research tahun 2011 memaparkan bahwa waktu ideal untuk mengistirahatkan otot setelah bekerja keras yaitu 48 jam atau dua hari.

Penelitian sebelumnya dalam jurnal Medicine and Science in Sports and Exercises juga menunjukkan hasil yang serupa. Istirahat selama satu sampai dua hari sudah cukup untuk memulihkan kekuatan otot. 

Akan tetapi, waktu istirahat ini bergantung pada seberapa kerasnya Anda berolahraga tiap hari. Pasalnya, semakin sering dan intens berolahraga, otot Anda akan semakin mudah beradaptasi terhadap tekanan sehingga waktu istirahat yang dibutuhkan mungkin tidak sebanyak para pemula.***

Editor: Nurhendra Wibowo

Tags

Terkini

Terpopuler