Network
HALOYOUTH - Untuk seluruh umat Islam dipenjuru manapun, hati-hati dengan para pencuri ibadah bulan puasa Ramadhan.
Para pencuri disini bukan berbentuk manusia, tapi bahasa kiasan yang berarti pencuri dalam hal ibadah khususnya di bulan Ramadhan.
Sebagaimana Sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang mengatakan;
أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ)) قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ؟ قَالَ: ((لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُودَهَا))، أَوْ قَالَ: ((لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ))
“Seburuk-buruk pencuri adalah orang yang mencuri di dalam sholatnya.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana ia mencuri dalam sholatnya?” Beliau bersabda, “Ia tidak menyempurnakan ruku’nya maupun sujudnya.” (HR. Ahmad)
Baca Juga: Keutamaan dan Pahala Puasa Hari ke-17 di Bulan Suci Ramadhan: Dilindungi dari Azab Hari Kiamat
Hadits di atas merupakan contoh pencuri dalam bentuk ibadah sholat, mengapa disebut pencuri dalam sholat? Karena, seorang Muslim yang mengerjakan sholat akan tetapi tidak khusu dalam sholatnya.
Mengerjakannya dengan tergesa-gesa, sehingga ia tidak memperhatikan bacaan sholat yang ia lakukan, maka itu termasuk mencuri dalam sholat.
Sama halnya dengan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, ia berpuasa akan tetapi ia tidak mendapatkan pahala dari puasanya. Mengapa demikian?
