Pemkab Bandung Barat Targetkan Puluhan Ribu Rapid Test Hingga Akhir Tahun 2020

21 Juli 2020, 12:58 WIB
Seorang anak melakukan tes usap (swab test). *Arif Firmansyah/ANTARA FOTO /Arif Firmansyah/ANTARA FOTO/

HALOYOUTH - Sampai akhir 2020, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat akan menargetkan pelaksanaan puluhan ribu rapid test. Upaya ini akan difokuskan pada sejumlah pasar tradisional besar serta karyawan objek wisata.

Dilansir Haloyouth dari Galamedianews dalam “Kadinkes KBB Ingatkan Masyarakatkan Jangan Salah Kaprah Terjemahkan Adaptasi Kebiasaan Baru,” Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Hernawan Widjajanto menuturkan, "Sekarang saja sudah ribuan orang yang menjalani rapid test. Sasarannya masyarakarat umum, aparatur sipil negara (ASN), anggota DPRD, pedagang pasar, karyawan tempat wisata maupun orang-orang yang memiliki aktivitas tinggi. Ini sebagai screening awal, jika reaktif akan ditindaklanjuti dengan swab test. Dari swab test inilah akan diketahui orang tersebut positif atau tidaknya," pada keterangannya di Ngamprah, Senin, 20 Juli 2020.

Hernawan juga menjelaskan jika satu orang bisa saja menjalani lebih dari satu kali rapid test. Karena itu, rapid test yang akan dilaksanakan bisa mencapai puluhan ribu.

Baca Juga: Tentang Persib: 21 Juli Cetak Sejarah di Jayapura

"Rapid test dilakukan pemerintah untuk deteksi awal pencegahan penyebaran Covid-19. Jika hasil rapid test seseorang menunjukan reaktif, maka ia harus menjalani isolasi sampai menunggu hasil swab test. Seperti pada dua orang ASN Pemkab Bandung Barat yang hasil rapid test-nya reaktif. Keduanya kini sedang menjalani isolasi mandiri," tambahnya.

Ia mengaku jika penekanan penyebaran Covid-19 bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun penting juga masyarakat ikut berperan aktif. Bentuk peran serta masyarakat adalah menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupannya saat ini.

Menurutnya, dengan Adaptasi Kebiasaaan Baru (AKB) bukan berarti masyarakat melupakan protokol kesehatan. Fakta yang terjadi sekarang, banyak masyarakat yang sudah mulai melupakan memakai masker pada saat beraktivitas di luar rumah.

"Betul sekarang kita memasuki AKB, tapi perlu diingat pula sekarang ini masih pandemi. Jadi masyarakat jangan salah menerjemahkan AKB itu, beraktivitas silahkan tapi tetap menjalankan protokol kesehatan," tegasnya.

Baca Juga: Dua Sayuran Ini Disebut Ilmuan Dapat Mengurangi Tingkat Kematian Akibat Virus Corona

Sementara itu, pasien positif Covid-19 yang diisolasi di Masjid Agung Ash-Shiddiq, Kompleks Perkantoran Pemkab Bandung Barat tinggal menyisakan satu orang. Pekan lalu, masih ada dua orang yang menjalani isolasi di aula masjid.

"Satunya sudah sembuh, sekarang tinggal seorang lagi. Rencananya, jika pasien terakhir yang menjalani perawatan di Masjid Agung Ash-Shiddiq ini sembuh, aula masjid tidak akan dijadikan sebagai tempat isolasi atau perawatan pasien Covid-19. Kita akan lebih memaksimalkan ruang isolasi yang ada di RSUD Cililin, Lembang dan Cikalongwetan," ujarnya.

Disisi lain, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna pernah menyebutkan tentang alasan dulu Pemkab Bandung Barat menjadikan Aula Masjid Agung Ash-Shiddiq sebagai tempat isolasi bagi pasien positif Covid-19. Tujuannya untuk mengantisipasi lonjakan pasien positif Covid-19, yang ternyata jumlah pasien positif corona tidak sebanyak yang diperkirakan.

Baca Juga: Sidang Isbat Penentuan Hari Raya Idul Adha Ditentukan Hari Ini

Pengoperasian RSUD milik Pemkab juga sudah dipersiapkan dengan pengosongan ruang khusus bagi pasien penderita virus corona. RSUD itu antara lain terdapat di Cililin, Cikalongwetan dan Lembang yang memiliki 60 ruang karantina.

"Kebetulan ruang isolasi di RSUD Cililin, Cikalongwetan dan Lembang banyak yang kosong. Mubazir kalau tidak dimanfaatkan," jelas Umbara.***(Dicky Aditya/Galamedianews/PRMN)

Editor: Fauzian Ahmad

Sumber: Galamedianews

Tags

Terkini

Terpopuler