HALOYOUTH - Nama pebulutangkis Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, tengah jadi bintang lantaran berhasil menang di ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Keduanya semakin tenar saat mendapatkan bonus fantasti, berupa uang tunai hingga barang-barang mewah dari pemerintah, pengusaha hingga rekan artis.
Dibanjiri bonus tanpa henti, Greys dan Apri merasa beruntung lantaran atlet bulutangkis sekarang sangat diperhatikan.
Berbeda dengan zaman Greys dan Apri. Tahun 1970-1980-an, nama pebulutangkis Tati Sumirah menjadi salah satu atlet bulutangkis yang kurang beruntung.
Baca Juga: Bocoran Line Up Indonesia di Piala Sudirman, Nitizen: Slide Terakhir Vitamin yaa Gaes
Berhasil meraih emas di kejuaraan Piala Uber tahun 1975, Tati hanya diberikan bonus uang tunai sebesar Rp1 juta.
Saat itu, harga rupiah melemah terhadap dollar Amerika, nilainya Rp420 per 1 dollar.
Hanya dapat bonus Rp1 juta, Tati juga tak mendapat apresiasi dari publik, lantaran minat olahraga bulutangkis saat itu belum ramai.
Merasa jerih payahnya tak diapresiasi dan kurang mendapat perhatian khusus, akhirnya Tati memilih pensiun dan banting stir menjadi seorang kasir.