Kabar Baik, Gubernur Jawa Barat Langsung Beberkan Reaksi Setelah Disuntik Vaksin Covid-19

- 30 Oktober 2020, 10:10 WIB
Ilustrasi vaksin covid-19.
Ilustrasi vaksin covid-19. /Pixabay/geralt

HALOYOUTH.COM - Saat ini salah satu vaksin Covid-19 sedang masuk tahap menguji coba pada manusia.

Salah satu relawan uji coba vaksin Covid-19 yakni Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil

Ridwan Kamil pun mengungkapkan efek samping setelah mendapatkan vaksn Covid-19.

Baca Juga: Waduh, Heboh Netizen Ajukan Petisi Usir Idol Asal Tingkok dari Korea Selatan karena Ini

Dirinya pun memaparkan alasan mengapa memutuskan menjadi relawan, hingga bercerita soal dampak yang terasa setelah disuntikkan vaksin.

Pernyataan sang Gubernur yang kerap disapa Emil itu disampaikan di acara talk show Indonesia Lawyers Club yang diunggah pada Selasa, 27 Oktober 2020.

Pada awalnya, Emil menjelaskan bahwa pengujian vaksin sudah masuk ke dalam tahap ke-3, dan terakhir adalah uji coba yang dilaksanakan di Bandung.

"Tes pertama, di bawah 100 orang dan sudah berhasil untuk yang Biofarma ini. Tes kedua untuk populasi 100 sampai 1.000 orang sudah berhasil di Tiongkoknya untuk yang Sinovac. Dan yang terakhir adalah tes ketiga di atas 1.000 orang yang dilakukan di Bandung, dilakukan kepada 1.620 kalau tidak salah," jelasnya sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com.

Baca Juga: Update BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2, Kapan Akan Cair ke Rekening?

Emil kemudian melanjutkan, banyak hoaks yang beredar terkait efek samping vaksin sebelum dirinya memutuskan daftar menjadi relawan.

"Sewaktu saya belum datang, itu banyak hoaks dan provokasi beredar yang membuat relawannya jumlahnya enggak mencukupi. Sebelum saya daftar itu yang daftar relawan hanya sekitar 400," ujarnya.

Pada saat minggu-minggu pengujian vaksin itu, banyak hoaks yang mengatakan bahwa vaksin akan menimbulkan efek samping berbahaya hingga hanya disebut untuk kepentingan bisnis semata.

"Dalam minggu itu beredar berita bahwa vaksin ini berbahaya, vaksin ini bikin cacat, vaksin ini tidak halal, vaksin ini bisnis, konspirasi, dan lain lain, mengakibatkan kesimpulan bahwa kok rakyat dikorbankan, untuk sesuatu yang penuh dengan hal-hal yang provokatif dan tidak pasti ini, kok rakyat yang harus di tes kenapa pemimpin tidak," ungkap Emil.

Maka dari itu Emil mendaftar sebagai relawan, terlebih lokasi pabriknya pun berada di sekitar Jawa Barat.

"Nah atas dasar itulah saya mendaftarkan diri sebagai relawan, kenapa? Ya karena lokasi pabriknya ada di Jawa Barat, tentu Gubernur Jawa Barat yang menjadi relawan, kebetulan bersama Pak Kapolda dan yang lainnya kita melakukan itu," tuturnya.

Rupanya keputusan Emil menjadi relawan membuat banyak relawan ikut berpartisipasi hingga melebihi target yang sudah ditentukan.

"Nah gesture saya menjadi relawan itu akhirnya meningkatkan rasa kepercayaan, maka partisipasi relawan yang tadinya hanya 400 dan tidak mencukupi, dalam hitungan beberapa minggu naik menjadi lebih dari 2.000 melebihi target," sambungnya.

Baca Juga: Wah Beredar Pesan Soal BLT untuk Pemilik SIM C Sebesar Rp900 Ribu, Begini Fakta Sebenarnya

Emil pun menegaskan akan secara jujur menyampaikan hasil dari vaksin tersebut kepada masyarakat.

"Kalau ditanya apa reaksi terhadap tubuh saya, saya akan bersaksi karena tujuan saya menjadi relawan supaya masyarakat langsung dengar dari orang nomer 1 di Jawa Barat, sebagai referensi. Kalau berhasil saya bilang berhasil, kalau gagal saya jujur bilang gagal dan kita harus tabah, tangguh, mencari solusi lagi," tegasnya.

Suami dari Atalia Pararatya itu kemudian memaparkan reaksi yang terjadi pada tubuhnya, usai disuntikkan vaksin Covid-19.

"Dan ternyata dampaknya tidak terlalu banyak, yang saya rasakan hanya dua yaitu, satu jam pertama saya pegal tangan kiri saya karena disuntik dan jarumnya tidak kecil beda dengan jarum kalau ambil darah. Kedua saya ngantuk 2-3 hari setelahnya. Di luar itu tidak ada, bengkak tidak ada, demam tidak ada, semua standar di 36 derajat dan lain-lain," paparnya.

Emil pun menyimpulkan bahwa vaksin yang disuntikkan ke tubuhnya tidak memberikan reaksi yang berlebihan.

"Jadi kesimpulannya untuk kasus tubuh saya, tidak ada reaksi berlebihan kecuali satu jam pertama pegal dan 3 hari saya ngantuk, setelahnya tidak," pungkasnya. *** (Sarah Nurul Fatia/ Pikiran Rakyat)

Editor: Purnama

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah