Jika Tak Latih Indonesia, Herry IP Pilih Jepang Daripada Denmark, Ini Alasannya

9 Desember 2021, 22:21 WIB
Coach Herry IP bersama The Minions /@herry_ip /instagram /Screenshot

HALOYOUTH - Siapa yang tidak kenal dengan Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda putra Indonesia yang telah mendedikasikan seluruh ilmu dan pengalamannya untuk bangsa Indonesia.

Herry Iman Pierngadi dilahirkan di Pangkal Pinang, pada 21 Agustus 1962 atau sekira 59 tahun lalu bergabung dengan Pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sejak 1993.

Pelatih bulutangkis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia ini awalnya menangani skuat junior Indonesia dari talenta-talenta yang akan datang.

Baca Juga: BWF Ditampar Pebulutangkis Asal Denmark Usai Buat Pernyataan Ini, Begini Katanya Sambil Marah

Kemudian mulai 1999 Herry IP menjadi pelatih kepala dan pelatih ganda putra di Balai Latihan Nasional Pelatnas Cipayung, menggantikan Christian Hadinata yang menjadi Direktur Pelatnas Nasional PBSI.

Saat memulai pekerjaannya sebagai pelatih di Pelatnas Cipayung, Herry masih menjadi pelatih klub PB Tangkas. Namun kemudian ia memutuskan untuk melepaskan ikatan klubnya untuk memilih status sebagai pelatih independen yang bebas tanpa konflik kepentingan. Bahkan, Herry pun tak khawatir saat dicopot dari Dewan Nasional PBSI pada 2007 silam.

Saat itu, pembinaan ganda putra dipercayakan kepada Sigit Pamungkas. Tanpa tanggung jawab di balai latihan nasional hingga 2011, Herry memilih waktunya untuk kegiatan di luar bulu tangkis. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan hobi kicau burung dan bisnis kandang burung.

Baca Juga: Tak Banyak Diketahui, Ini Prestasi Dejan/Kani, Satu-Satunya Wakil Indonesa di Kejuaraan Dunia Bulutangkis

Saat pertama kali menjadi pelatih bulu tangkis di Cipayung pada periode 1993 hingga 2008 ia menghasilkan sejumlah pasangan ganda putra kelas dunia. Misalnya Chandra Wijaya-Tony Gunawan, gand putra Juara All England 1999 dan Juara Olimpiade 2000.

Kemudian Chandra Wijaya-Sigit Budiarto perauh gelar Juara Dunia All England 2003 dan 1997), dan Flandy Limpele-Eng Hian, peraih medali perunggu Olimpiade 2004.

Pelatih berjuluk 'Naga Api' tersebut kembali ke Cipayung pada 2011 setelah beberapa tahun absen menggantikan Sigit Pamungkas lagi. Saat itu, sektor ganda putra Indonesia sedang mengalami sedikit penurunan prestasi.

Baca Juga: 7 Pebulutangkis Paling Sexy di Dunia Bikin Gagal Fokus, Intip Yuk Ada 2 dari Indonesia

Regenerasi pada awalnya tidak semulus saat Ricky Subagja-Rexy Mainaky bermain dan kesuksesan mereka dilanjutkan oleh Chandra Wijaya-Sigit Budiarto pada periode pertamanya sebagai pelatih Nasional. Pasangan andalan Markis Kido-Hendra Setiawan justru meninggalkan pelatnas saat dirinya kembali.

Perlahan tapi pasti, Herry mulai menunjukkan pengaruh positifnya dan kembali mendongkrak prestasi ganda putra Indonesia. Kembalinya Hendra Setiawan ke pelatnas juga menjadi tonggak penting.

Ia kemudian dipasangkan dengan Mohammad Ahsan yang sebelumnya berduet dengan Bona Septano. Tak disangka, pasangan baru ini melejit dalam waktu singkat.

Baca Juga: Kecewa Batal Ikut BWF World Championship 2021, Kini Giliran Juara Dunia Angkat Bicara

Hendra Setiawan-Mohammad Ahsan berhasil meraih gelar juara All England Open 2014 dan 2019, mereka juga meraih medali emas di Asian Games 2014.

Anak didiknya yang terbaru adalah Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo, pasangan nomor satu dunia saat ini yang memenangkan gelar All England Open dua tahun berturut-turut pada 2017 dan 2018 dan juga medali emas di Asian Games 2018.

Sebagai pelatih kepala ganda putra PBSI Herry kini perlahan-lahan mengalihkan tugas kepelatihan ganda putra di berbagai turnamen pilihan kepada asisten pelatih Aryono Miranat yang bekerja sama secara intensif dengannya.

Baca Juga: Media Asing Sebut Mundurnya Indonesia dari Kejuaraan Dunia 2021 Jadi Pukulan Telak Bagi Dunia, Ini Sebabnya

Mendedikasikan seluruh waktunya untuk bulutangkis Indonesia, Herry IP pernah ditanya dalam kanal Youtube Badminton TV bahwa jika tidak melatih Indonesia antara Jepang dan Denmark, negara mana yang akan dilatihnya.

"Kalo harus melatih diluar negeri pilih Jepang apa Denmark?," Tanya Yuni Kartika seperti dikutip Haloyouth.com dari kanal Youtube Badminton TV pada 9 Desember 2021.

"Jepang," Jawab Herry IP disingkat.

Herry IP beralasan dia memilih Jepang karena pemain-pemain Jepang lebih tahu karakter permainannya. Hal tersebut diketahuinya dari Rionny Mainaky yang telah 25 tahun di Jepang.

Baca Juga: BWF Marah Imbas Mundurnya Indonesia, Anthony Ginting Singgung Insiden All England 2021

"Ya individunya, kan saya banyak cerita, banyak diskusi lah sama pak Binpres sekarang, pak Rionny kan lama yah 25 tahun di Jepang, lebih banyak dan lebih tau karakter.

Sementara itu, Herry IP tidak memilih Jepang dikarenakan Denmark yang notabene bule sulit untuk mengetahui karakternya sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk melatihnya.

"kalo di Denmark kan bule jadi agak sulit dan lebih agak susah gitu, dan budayanya (Jepang) kan hampir mirip-mirip," Terang Herry IP.

Baca Juga: Akibat Indonesia Mundur, Penakluk Marcus-Kevin ini Diuntungkan, Begini Kata Hoki-Kobayashi?

Namun itu hanyalah sebuah pilihan jika dirinya disuruh memilih yang pada kenyataannya Herry IP tidak pernah berpikir untuk melatih negara luar karena rasa nasionalisnya sangat tinggi.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa dirinya masih memiliki tanggung jawab terhadap anak asuhnya yang tengah naik daun, Leo Rolly Carnando-Daniel Marthin.

"Engga lah ga kepikir, saya masih ada tanggung jawab sama Daniel sama Leo," Ucap Herry IP.

Kini, Herry IP masih memiliki 5 ganda putra yang menjadi andalannya seperti Marcus Fernaldi Gideon-Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan, Fajar Alfian-Rian Ardianto, Pramudya Kusumawardana-Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan dan Leo Rolly Carnando-Daniel Marthi.***

Editor: Rifqiyudin

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler