Dari A-Z, Ini Biang Keladi Kemunduran Tim Bulutangkis Putri Indonesia, Menurut 2 Tokoh Bulutangkis Berikut

3 Mei 2022, 22:10 WIB
Stephanie Widjaja, tim bulutangkis putri Indonesia di Kejuaraan Asia Beregu 2022 /Djarum Badminton/

HALOYOUTH - Tim bulutangkis putri Indonesia sepertinya saat ini tengah mendapat sorotan, setelah gagal meraih kemenangan di turnamen Badminton Asia Championship atau BAC 2022.

Kegagalan tersebut melengkapi daftar kegagalan lainnya yang dialami oleh tim bulutangkis putri Indonesia, usai terakhir berhasil menjadi juara di ajang Kejuaraan Beregu Asia (BATC 2022) pada Februari lalu.

Melihat hasil pencapaian yang kurang maksimal dari tim bulutangkis putri Indonesia, dua tokoh bulutangkis Indonesia, turut berkomentar atas hal tersebut.

Susi Susanti misalnya, mantan juara Olimpiade Barcelona 1992 itu turut angkat suara perihal masalah merosotnya kualitas para atlet di tim bulutangkis putri Indonesia.

Baca Juga: Seluruh Wakilnya Kandas di All England 2022, Rexy Mainaky Beri Reaksi Begini: Banyak PR!

Menurutnya kendati kekuatan tim bulutangkis berada di Asia, khususnya putri, seperti Jepang, China, dan Korea Selatan, hanya saja Indonesia belum se-level dengan negara-negara tersebut.

Oleh karenanya perlu upaya lebih keras lagi, agar kualitas atlet bulutangkis putri Indonesia dapat melampaui atau paling tidak sejajar dengan negara-negara langganan juara tersebut.

"Memang kekuatan bulutangkis dunia, khususnya putri, ada di Asia, sehingga persaingan sangat ketat. Untuk Indonesia, tentunya kita butuh kerja ekstra keras untuk minimal bisa mendapat mendali," ujar Susi Susanti dikutip haloyouth.com dari NOC Indonesia.

Kemudian lebih lanjut, ia pun juga menjelaskan faktor penyebab dari merosotnya kualitas para atlet dikarenakan masih lemahnya regenarasi yang terjadi di dalam tubuh tim putri Indonesia.

Baca Juga: Bikin Haru, Jadi Juara BAC 2022, Pramudya Kusumawardana Beri Pesan Mendalam untuk Orang Ini: Sialnya!

Hal itu disebabkan karena bibit-bibit pemain yang ada jumlahnya tidak sebanyak seperti di tim bulutangkis putra Indonesia.

"Pemain-pemain putri kita tidak sebanyak putra bibitnya. Regenerasi pemain juga tidak sebaik di putra, terutama di ganda putra,"

"Itulah yang membuat kenapa sampai sekaran di sektor putri sendiri, kita masih belum menunjukkan prestasi yang diharapkan," ujarnya menambahkan.

Senada dengan Susi Susanti, atlet ganda putri Indonesia peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii pun juga memiliki pendapat yang sama.

Baca Juga: DRAMATIS! Gagal Juara di BAC 2022, Ganda Putra Malaysia, Aaron Chia Luapkan Rasa Kekecewaan: Tak Diinginkan

Lagi-lagi masalah yang terjadi di tim putri adalah perihal regenerasi yang masih belum berjalan dengan baik.

Kemudian selain itu, Greysia pun juga menjelaskan bahwa di internal tim putri, belum terbentuk sebuah ekosistem yang baik, berbeda halnya dengan tim putra yang telah mapan.

Sehingga wajar jika di tim bulutangkis putra, perihal gelar juara, kerap silih berganti tidak hanya didominasi oleh satu pemain atau pasangan saja.

"Ganda putra. Yak, ganda putra itu sudah terbentuk 'eco-system' yang baik sejak dulu dan bibitnya tergolong banya daripada sektor lain di Indonesia. Jadi gak heran, kalau sampai sekarang ganda putra Indonesia yang juara ganti-gantian,"

Baca Juga: MERADANG! Minim Prestasi, Greysia Polii Soroti Biang Kerok Masalah Kualitas Para Atletnya: Gak Heran!

"Eco-system pada akhirnya membentuk masing-msaing atlet tumbuh kuat karena ada persaingan supportive, adu sparing partner tiap latihan dan tanpa kita sadari menjadikan tiap atlet ter-asah maju kualitas permainannya," ungkap Greysia Polii melalui akun twitter pribadinya @GreysPolii.

Namun dari semua yang dijabarkan tersebut, ada hal yang paling mendasar menurut Greysia yang harus segera dibenahi sesegera mungkin, yakni perihal mental juara.

Dan ia pun juga membandingkan hal itu dengan atlet pria yang selalu unggul, misalnya dalam hal ranking dunia.

Untuk dapat membentuk mentalitas juara, menurut pebulutangkis peringkat enam dunia itu mengatakan bahwa perlu ada peran serta dari para senior agar dapat memberikan motivasi kepada rekan juniornya.

Baca Juga: TAK DIDUGA! 2 Legenda Indonesia Ini Lebih Pilih Duo Malaysia Juara BAC 2022 daripada Indonesia: Semoga Menang

Seperti yang terjadi pada pasangan Pramuday/Yeremia, Bagas/Fikri, dan Leo Daniel yang merasa terpacu dengan pencapaian seniornya seperti Kevin/Gideon, Hendra/Ahsan, serta duet Fajar/Rian.

"Dan yang paling jadi poin utama di sini adalah Mental Juara. Coba lihat rangking dunia ganda putra Indonesia kita saat-semua senior berada di rangking teratas dunia, jadi mental seorang juara itu pada akhirnya ke transfer ke atlet junior lainnya,"

"Melihat kualitas PramYere BagasFikri juga ada LeoDaniel, ini tidak lepas dari peran senior-senior mereka HendraAhsan, kevinGideon, dan FajarRian," ujarnya lebih lanjut.

Hingga paruh musim tahun ini, tim putri bulutangkis putri Indonesia kembali menorehkan catat terbaiknya usai gagal dalam keikut sertaannya di turnamen BAC 2022.

Terakhir pencapaian terbaik mereka yang berhasil diraih, saat mengikuti gelaran turnamen Kejuaraan Beregu Asia atau BATC 2022 yang digelar pada Februari lalu.

Saat itu, tim bulutangkis putri Indonesia berhasil mengalahkan tim asal Korea Selatan di partai puncak dengan skor akhir 3-1 bagi kemenangan Indonesia.***

Editor: Nahrul Muhilmi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler