Bukan Anthony Ginting, Pemain Tunggal Putra Ini Miliki Kelemahan Ketika Ditonton Banyak Orang, Siapa Dia?

- 24 September 2021, 15:05 WIB
Potret Anthony Ginting ketika tumbang di Asian Games 2018
Potret Anthony Ginting ketika tumbang di Asian Games 2018 /REUTERS/Beawiharta/

HALOYOUTH - Saat ini Pebulutangkis terbaik tunggal putra Indonesia mungkin Anthony Ginting dan Jonatan Christie. Ginting dengan medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, sementara Jojo dengan medali emas Asian Games 2018.

Akan tetapi, sebelum eranya Ginting dan Jojo, ada peblutangkis yang bisa dibilang ikonnya Indonesia pada saat itu, ya dia adalah Taufik Hidayat.

Taufik Hidayat merupakan salah satu pemain bulutangkis tunggal putra terbaik Indonesia dalam sejarah.

Namun dibalik kehebatannya yang sulit dibandingkan dengan pemain masa kini, ternyata Taufik mempunyai kelemahan yakni pada kurangnya kebugarannya dan juga memiliki rasa ketidaksabarannya dihadapan penonton yang banyak.

Baca Juga: Anthony Sinisuka Ginting Ungkap Kondisi Latihan Perdana di Finlandia, Perbedaan Cuaca Jadi Penghambat

Selain itu, dia juga kecenderung untuk membalas tembakan net dengan tembakan net lainnya bahkan ketika lawannya sangat dekat dengan net.

Saat ini, meski sudah pensiun dari dunia bulutangkis, Taufik Hidayat tidak meninggalkan olahraga tersebut secara keseluruhan.

Ia secara resmi telah membuka pusat pelatihan bulu tangkis bernama Taufik Hidayat Arena (THA),yang berlokasi di Ciracas, Jakarta Timur. "

Ketika masih aktif bermain, prestasinya di ajang bulutangkis Internasional sudah tidak diragukan lagi.

Baca Juga: China Melemah, Bedah Peluang Indonesia Rebut Juara Piala Sudirman 2021

Selama aktif bermain, Taufik terkenal dengan Kekuatan pukulan backhandnya sehingga dipuja karena kekuatannya yang luar biasa tinggi.

Selain itu, pukulan pukulan forehand, pukulan jatuh (khususnya irisan terbalik), gerak kaki yang halus dan permainan net yang menipu.

Forehand jump smash Hidayat di Kejuaraan Dunia 2006 pernah menjadi smash tercepat yang pernah dicatat dalam kompetisi tunggal.

Ia mencatatkan kecepatan 305 km/jam (190 mph) dalam pertandingan melawan Ng Wei dari Hong Kong.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Hendra Setiawan, Kapten Tim Indonesia di Piala Sudirman 2021, Diantaranya Takut Salah Ngomong

Kekuatan pada forehand dan backhand ini, dikombinasikan dengan kegigihannya di net dan jangkauan tembakan yang menipu, memberinya persenjataan yang sangat beragam di lapangan.

Hal tersebut menjadikannya sebagai salah satu pemain yang paling sulit dihadapi di sirkuit terbuka

Pemain kelahiran 10 Agustus 1981 tersebut merupakan juara Dunia dan Olimpiade di tunggal putra.

Selain itu, ia juga telah memenangkan Indonesia Open sebanyak enam kali yakni pada 1999, 2000, 2002, 2003, 2004 dan 2006.***

 

 

 

 

Editor: Rifqiyudin

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x