Sempat merasa pasrah di game penentu ini, Hoyaux kemudian memanfaatkan kesalahan yang dibuat Nandini.
"Saya pikir saya mulai sedikit stres tetapi kemudian saya mendapatkan ritme yang baik di game pertama. Saya tidak membuat kesalahan yang mudah, dan dia melakukannya. Di set kedua, dia memainkan beberapa poin yang sangat bagus, dan saya tidak bisa mengontrol reli. Saya senang itu akan menjadi jalan saya, tetapi saya ingin menyelesaikan pertandingan itu," ungkap Hoyaux.
Hoyaux yang unggul tiga poin dan hanya membutuhkan satu poin lagi untuk meraih kemenangan, tetapi Nandini mengalami cedera dan tak bisa melanjutkan permainannya.
Game ke tiga pun dihentikan dengan kedudukan 20-17 untuk kekalahan Nandini. Atas kemenangannya itu, Yaelle Hoyaux pemain berusia 23 tahun ini berhasil membuat timnya raih kemenangan 1 poin dengan kedudukan menjadi 1-3 untuk keunggulan Indonesia.
Di samping itu, Hoyaux juga mengungkapan rasa kebahagiaannya karena bisa berkumpul dengan timnya, ia merasa ada sesuatu yang istimewa setiap ada turnamen, pasalnya dalam beberapa tahun terakhir ini, tim putri Prancis adalah tim terkuat di Eropa.
Kurang dari dua tahun yang lalu, Hoyaux dan timnya tersebut berhasil memenangkan medali perak, di Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Putri Eropa 2020 di kandang sendiri, di Liévin.
"Kami sangat suka bersama satu sama lain di tim Prancis dan kami memiliki pola pikir yang sangat bagus. Sangat menyenangkan berada bersama tim dan tidak selalu bermain di turnamen individu. Sudah lama sejak kami lolos, jadi kami menantikan untuk bermain dan melihat apa yang bisa kami lakukan melawan negara-negara besar," tutup Hoyaux.***