Network
HALOYOUTH - Pasangan ganda putri Indonesia Greysia Polii dan Apriani Rahayu menampik alasan perbedaan umur menjadi hambatan untuk dapat bermain kompak di lapangan.
Hal itu mereka buktikan ketika mencatatkan nama mereka sebagai peraih medali emas pada Olimpiade Tokyo tahun 2020 lalu. Hal itu juga membawa prestasi baru bagi sektor ganda putri Indonesia yang sebelumnya telah lama tidak pernah meraih gelar.
Awalnya, sebelum dipasangkan dengan Apriani Rahayu, Greysia berencana akan gantung raket setelah gagal meraih gelar pada ajang Olimpiade 2016. Ditambah, pasangannya Nitya Krishinda Maheswari mengalami cedera yang parah.
Namun, setelah rencananya itu batal dan akhirnya dipasangkan dengan Apriani Rahayu pada tahun 2017, yang pada saat itu usia Apriani belum genap 20 tahun.
Perbedaan umur yang mencolok tersebut menjadi sebuah keunikan bagi mereka berdua, yang jarang dialami oleh pemain ganda putri Indonesia lainnya.
Menurut Greys perbedaan umur memang merupakan sebuah tantangan, akan tetapi tak menutup kemungkinan untuk dapat kompak, selama hal itu dijadikan sebagai hal yang positif bukan dilihat dari sisi negatifnya.
"Perbedaan umur memang mungkin menjadi salah satu yang spesial di sini, tetapi itu juga menjadi gap," kata Greysia sebagaimana dikutip Haloyouth dari Badminton Unlimited pada Kamis 3 Februari 2022.
"Akan tetapi kami tidak membawa itu sebagai sebuah (hal yang) negatif tetapi kami melihat dari sisi positif."
