Mantan Pelatih Taufik Hidayat, Kidambi dan Loh Kean Yeaw Kritik PBSI Usai Dibantai India pada Piala Thomas

- 18 Mei 2022, 11:43 WIB
Mulyo Handoyo bersama dengan Taufik Hidayat
Mulyo Handoyo bersama dengan Taufik Hidayat /PB Djarum/

"Harus ada evaluasi secara keseluruhan dengan kekalahan ini (final Piala Thomas 2022). Terutama dalam kaitannya dengan tim. Kalau dilihat dari peringkat, Indonesia lebih diunggulkan. Tetapi, kenapa rasanya seperti terbebani, sehingga tidak maksimal atau tidak konsisten. Harusnya bisa lebih percaya diri," kata Mulyo sebagaimana dikutip haloyouth.com dari Antara.

Mulyo menjelaskan bahwa Indonesia memang masih yang terbaik dibandingkan dengan negara lainnya soal pembinaan. Terlebih Indonesia masih memiliki banyak talenta pemain muda.

Baca Juga: Update Ranking BWF Unfreeze Ganda Putra: The Minions Dikudeta Ganda Putra Jepang Hoki-Kobayashi, Ahsan-Hendra

"Indonesia punya pelatnas baik dan semuanya baik. Artinya kualitas kepelatihan dan lainnya perlu dievaluasi, karena ini akan menentukan keberhasilan pemain. Talenta kita banyak. Singapura mungkin hanya satu atau dua pemain. Jadi sayang kalau bakat-bakat ini lewat," ucap Mulyo.

Mulyo pun menceritakan pengalamannya saat menangani Srikanth Kidambi tahun 2017 silam. Menurut Mulyo Kidambi merupakan pemain yang memiliki bakat, sehingga dia hanya perlu memoles dan memberikan sebuah pola pelatihan yang sesuai.

Hasilnya dalam satu tahun, Kidambi berhasil menjadi pebulutangkis nomor satu dunia pada April 2018. Kidambi bukan satu-satunya pemain yan sukses dari tangan dingin Mulyo. Jauh sebelumnya, ada Taufik Hidayat yang kala itu sukses meraih medali emas Olimpiade 2004 di Athena, Yunani.

Baca Juga: BERJAYA! Meski Banyak yang Mundur, Indonesia Sukses Kirim 5 Wakilnya ke Babak 16 Besar Thailand Open 2022

Kemudian ada Loh Kean Yew yang juga berhasil menyabet gelar di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021 atas bimbingan dari Mulyo Handoyo.

"Pengalaman saat menangani pemain berbakat, satu atau dua tahun itu sudah muncul di level top dunia. Misalnya Taufik atau Srikanth (Kidambi) yang dalam satu tahun naik ke posisi teratas, meski pun ketika saya tangani dia tidak di posisi nol," ucap Mulyo.

"Saya datang ke India ketika Srikanth berada di peringkat 40-an. Tidak sampai satu tahun, dia bisa posisi satu atau dua dunia. Karena memang dia berbakat. Indonesia punya banyak atlet berbakat," tambah Mulyo.

Halaman:

Editor: Nahrul Muhilmi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x