HALOYOUTH - Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) angkat bicara soal atlet bulutangkis yang keracunan makanan.
Kabarnya PBSI telah menerima laporan bahwa ada sebagian atlet bulutangkis yang mengalami keracunan makanan di tempat hotel menginap para atlet.
PBSI baru mengetahui adanya sejumlah atlet bulutangkis yang keracunan pada Jumat pagi.
Atlet tersebut keracunan makanan setelah sarapan dan mengunggahnya di platform media sosial.
Unggahan yang dilakukan atlet tersebut sebelumnya tanpa ada koordinasi dengan panitia resmi.
"Kami ingin meluruskan, atlet ditampung pada dua hotel yaitu Century dan Fairmont. Asupan makanan, terutama sarapan dipasok hotel, menyangkut kabar keracunan, kami sedang koordinasi dengan pihak hotel untuk mencari tahu atlet makan apa, di mana," kata Kabid Humas dan Media PP PBSI Broto Happy di Jakarta, Jumat. Seperti dikutip oleh haloyouth.com dari Antara pada 11 Juni 2022.
Baca Juga: Tragedi Indonesia Masters 2022 Pebulutangkis Malaysia Jadi Korbanya, PBSI Buka Suara
Dikabarkan atlet yang keracunan makanan yaitu 5 atlet dari Malaysia dan peserta dari negara lain yang tidak disebutkan secara rinci.
"Laporan sementara hanya datang dari yang menginap di Century, seharusnya ketika ada kasus lapor ke kami dulu, tapi dari pihak Malaysia pun belum menyampaikan masalahnya ke kami, kami tahu ada kabar ini dari sosmed," tutur Broto.
PBSI sangat menyayangkan atas sikap peserta yang tidak melapor secara resmi terlebih dahulu kepada panitia.
Malah justru mengunggahnya lewat media sosial yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
Mengenai hal ini, PBSI segera merespon dan mengirim para atlet yang keracunan untuk di periksa ke rumah sakit.
PBSI mengirim para atlet ke rumah sakit yang tidak bekerja sama dengan PBSI maupun pihak hotel.
"Tujuannya agar diketahui penyebab secara obyektif, mereka diperiksa di Rumah Sakit Medistra. Kami ingin atlet tetap fokus bertanding dan bisa meredam kabar miring ini sembari menunggu hasil pemeriksaan oleh panitia," kata Broto.
Sembari menunggu sumber masalah yang dialami para atlet dari hasil medis.
Panitia langsung mengambil langkah pencegahan dengan cara meminta kedua hotel memisahkan lokasi makan antara delegasi turnamen dan pengunjung reguler.***